Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gimana Nggak Lelah Hidup Elo?

13 Maret 2023   06:48 Diperbarui: 13 Maret 2023   07:06 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja, orang-orang lelah. Orang-orang yang capek dalam hidupnya. Kaum yang selalu letih. Merasa payah, penat sehari-hari. Setiap hari kerjanya mengeluh dan mentalitas seperti "korban". Merana sepanjang waktu. Seperti orang-orang yang bekerja setiap hari, berangkat pagi pulang malam. Tapi selalu mengeluhkan pekerjaannya. Itulah orang lelah.

 

Orang-orang lelah ada di dekat kita. Apalagi jelang musim pilpres kayak begini. Kampanye belum dimulai, dia sudah ngomong banyak tentang kandidatnya. Lelah "menjual" calonnya. Lelah pula membenci kandidat yang tidak disukainya. Hujat sana, caci-maki sini. Mulutnya "keliling-keliling" hanya cari dukungan. Ditambah menyebar hoaks dan ujaran kebencian. Sudah tahu tidak sama, tapi tidak boleh beda. Begitulah cara kerja orang-orang lelah. 

Orang-orang lelah, semua hal dipersoalkan. Orang-orang lelah, segala rupa dikomentarin. Hidupnya lelah banget, akibat ngurusin hidup orang lain. Hal-hal yang gak perlu diurusin, malah diurusin. Soal yang nggak penting, dibikin penting buat dia. Gosip nggak gede, sama dia digede-gedein. Orang-orang lelah makin merasa letih, bahkan sulit. Akhirnya di malam hari, orang-orang lelah itu yang bilang, "hidup ini sungguh melelahkan". Nah lo?

Gimana nggak lelah hidup elo?

Kerjanya membandingkan hidup dengan orang lain. Hobby-nya kepo dan mengintip laju orang lain. Gemar sekali bergunjing dan bergosip. Ngurusin hidup orang lain. Nggak kasih makan, nggak sekolahin tapi gemar banget mengulasnya. Makin lelah pastinya, bila orang yang dibencinya malah lebih sukses, lebih mapan. Sementara si orang lelah, hanya begitu-begitu saja atau begini-begini saja. Lumrah, hidup elo makin lelah.

Lupa ya hidup itu makin lelah, Bila hal-hal yang sederhana dibikin susah. Sesuatu yang nggak perlu dibahas justru dijadikan pergunjingan. Segala rupa itu bikin lelah karean dibikin ribet. Hidup dianggap jadi beban bukan harapan. Hidup dianggap masalah, bukan anugerah. Wajar hidup makin gerah, karena jauh dari ibadah. Pasti makin lelah, karena nggak suka lihat orang lain hidupnya berkah. Apalagi musuhnya berhasil, ya pasti makin lelah lahir batin. Hidup jadi resah gelisah, makin lelah.

Orang-orang lelah, pergaulan dijadiin intrik. Media sosial dipakai untuk hoaks dan desas-desus. Urusan nggak penting dianggap penting. Mulut hanya dipakai untuk omongan salah. Makin lelah, semua orang dianggap salah yang benar hanya dirinya sendiri. Orang-orang lelah pengen masuk "surga" tapi yang dikerjakan "neraka".

 

Orang-orang lelah lupa. Lelah itu nggak masalah bila untuk kebaikan, letih dipakai utuk menebar manfaat ke orang lain. Lelah peduli kepada sesama, letih karena ibadah. Lelah dalam bersabar, bertawakal, dan bersyukur. Bukan lelah untuk keluh-kesah, letih untuk bergunjing. Pantas, hidup elo makin lelah. Kerjanya, membandingkan kelemahan diri sendiri dengan kelebihan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun