Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan On Location, Apa Kata Ibu-Ibu yang Mengantar Anaknya Membaca?

27 Februari 2023   08:06 Diperbarui: 27 Februari 2023   08:22 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Bukan kebetulan, bila di zaman begini, masih ada orang tua yang sadar dan berkomitmen membimbing anak-anaknya ke aktivitas yang bermanfaat. Apalagi di waktu-waktu luang saat anak-anak lepas dari jam belajar di sekolah. Orang tua yang memilih anak-anaknya berada di taman bacaan. Untuk membaca buku dan mengisi waktunya untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat. Orang tua yang berbeda dari orang tua kebanyakan pada umumnya.

Seperti saat event bulanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor (26/2/2023) bertajuk "Nasihat dari Ibu", setidaknya ada 6 ibu yang berbicara dan memberi nasihat kepada 40-an anak-anak pembaca aktif di taman bacaan yang diakhiri dengan jajanan kampung gratis. Selain memberi nasihat, ke-enam ibu pun menyampaikan kesannya sejak anaknya bergabung di TBM Lentera Pustaka. Kisah nyata yang ada di taman bacaan.


Apa kata ibu-ibu yang rajin datang menemani anaknya ke taman bacaan? 

Pertama, Ibunya Mega menegaskan taman bacaan sangat menyehatkan. Karena sejak anaknya berada di taman bacaan menjadi lebih semangat dan tidak sakit-sakitan. Mega (kini kuliah semester 1) sekaligus anak yatim binaan, jadi lebih ceria dan optimis dalam menjalani hari-hari ke depan.

Kedua, Ibunya Atik menyebut Atik yang anak difabel kini terlihat lebih ceria setelah bergaul di taman bacaan. Melihat-lihat gambar di buku, bermain bersama di taman bacaan sebagai arena bersosialisasi diri dengan teman-teman sebaya. Memang nyata, Atik kini terlihat lebih antusias dalam hidupnya dibandingkan masa-masa sebelum di taman bacaan.

Ketiga, Ibunya Tasya menjelaskan bahwa Tasya kini lebih punya harapan dan energik dalam keseharian. Dari yang tadinya sering murung dan tiba-tiba menangis tanpa sebab, kini Tasya lebih ceria dan semangat untuk selalu ke taman bacaan. Sekalipun Tasya harus naik angkot ke TBM, dia termasuk anak yang rajin datang. Senangnya lagi, sekaligus Tasya punya keterbatasan, selama berada di TBM pun tidak ada yang mem-bully. Maka Tasya selalu senang ada di TBM Lentera Pustaka.

Keempat, Ibunya Putri, Ibunya Rafi, Ibunya Annisa secara bersamaan menyampaikan rasa syukurnya sejak ada TBM Lentera Pustaka. Selain jadi tempat membaca anak-anaknya dan berkegiatan yang positif, taman bacaan selalu menyajikan kegiatan yang menarik anak-anak bahkan orang tua. Anak-anaknya begitu semangat untuk datang ke taman bacaan. Apalagi wali baca, relawan, dan pendiri TBM Lentera Pustaka bers9kap baik dan selalu ikhlas dalam membimbing anak-anak yang membaca. Semoga saja TBM Lentera Pustaka selalu diberi kemudahan dan kelancaran, begitu doa para ibu.


Manfaat taman bacaan "on location" dinyatakan langsung para ibu anak-anak yang membaca di TBM Lentera Pustaka. Sebagai bukti bahwa keberadaan taman bacaan memberikan manfaat yang tidak kecil terhadap anak-anak mereka. Karena itu, sudah sepantasnya semua pihak, di mana pun, selalu mendukung aktivitas dan program yang dijalankan di taman bacaan. Sebagai sarana yang positif bagi anak-anak untuk lebih dekat dengan buku daripada bermain gawai atau menonton TV semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun