Tiap akhir tahun, banyak orang bikin mimpi untuk tahun depan. Istilahnya, resolusi. Nah, bila tiap orang boleh punya mimpi, maka taman bacaan pun boleh dong punya mimpi. Yah, mimpi tentang mau gimana ke depan taman bacaannya? Mau diurus atau dibiarkan apa adanya? Maklum, taman bacaan kan kegiatan sosial.
Sebut saja, mimpi akhir tahun taman bacaan. Seperti yang dilakukan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. Saat ini sedang memperluas area rooftop baca lantai 2 sekaligus membangun lantai 3 sebagai "tempat premium" membaca buku ber-view Gunung Salak sambil menatap panorama kota Bogor dan Jakarta.Â
Nah mimpinya, TBM Lentera Pustaka pengen punya "balon udara" di area rooftop baca. Balon udara yang dibikin bukan untuk komersial. Tapi untuk promosi tentang pentingnya membaca buku sekaligus brand awareness tentang taman bacaan. Untuk mengkampanyekan taman bacaan ke publik.Â
Sementara di kalangan kaum profesional atau orang marketing, balon udara dipasang untuk komersial seperti di gedung perkantoran, perumahan yang baru dibangun, atau apartemen. Biar banyak pembeli atau konsumennya. Tapi di taman bacaan, balon udara hanya untuk awareness pentingnya membaca dan gerakan literasi.
Ngimpi lagi nih, Di lantai 3 TBM Lentera Pustaka yang premium, nantinya juga akan dilengkapi 4 buah "beanbag". Bangku-bangku santai yang bikin nyaman. Biar kekinian dan menarik tentunya. Kebayang nggak sih, baca buku kayak lagi nongkrong di kafe atau di pantai?Â
Ditambah lagi spot foto di ketinggian dengan panggung "coffee time". Ahh indahnya, taman bacaan punya mimpi kayak gitu. Insya Allah bisa tercapai tahun 2023 nanti.
Terus dari mana uangnya? Insya Allah, sebagai konsultan di 2 perusahaan saat ini, honor sebulan bisalah untuk melengkapi itu semua. Sebagai wujud syukur atas anugerah dan karunia Allah SWT. Rezeki itu nggak ke mana kok, asal tahu cara memanfaatkan dan menggapai berkah-Nya. Toh, semua kan ada prosesnya, ada waktunya. Mimpi aja dulu, nanti bila sudah waktunya tinggal eksekusi.
Jadi, taman bacaan jangan takut punya mimpi. Karena semua mimpi itu bisa menjadi kenyataan. Asal punya keberanian untuk mengejarnya dan realistis.Â
Sejak berdiri 5 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka juga hanya punya 14 anak yang membaca, 600 buku, dan fasilitasnya terbatas. Tapi kini, sudah ada 15 program literasi yang dijalankan, koleksi bukunya lebih dari 12.000 buku, didukung 5 wali baca dan 15 relawan, punya ruang baca utama, kebun baca, dan rooftop baca.
Dan yang terpenting, selalu didukung CSR korporasi tiap tahunnya. Di taman bacaan, terbukti tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat dan komitmen yang terlalu rendah untuk melangkah.
Jadi, bermimpilah. Karena mimpi adalah jawaban atas pertanyaan atau keinginan esok. Tapi tetap ingat, mimpi itu punya sendiri bukan punya orang lain. Agar nggak tertarik "ngintipin" laju atau mimpi orang lain. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H