Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Pahlawan di Mata Pegiat Literasi, Ada 7 Nilai Kepahlawanan Baru di Era Media Sosial

10 November 2022   06:59 Diperbarui: 11 November 2022   07:32 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Tidak menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian sekecil apapun dan di mana pun.

2. Tidak merasa paling benar dalam segala urusan lalu gampang menyalahkan orang lain.

3. Tidak tertarik terhadap aib orang lain lalu gemar menggunjingkannya di belakang.

4. Tidak menggunakan akal sehat dan kecerdasan untuk membangun prasangka buruk.

5. Tidak peduli terhadap harga diri tapi peduli untuk menebar manfaat kepada orang lain.

6. Tidak menghabiskan semua waktunya hanya mencari dan mengumpulkan harta kekayaan karena merasa takut miskin.

7. Tidak menjadikan diri sebagai budak kepentingan, keinginan, egoisme, dan pujian orang lain.

Maka pahlawan hari ini, hanya sibuk menebar kebaikan kepada sesama. Seperti yang dilakukan pegiat literasi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. 

Pegiat literasi yang berjuang demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Bergerak sepenuh hati untuk mengelola taman bacaan untuk menyediakan tempat membaca anak-anak dan mendidik akhlak masyarakat. 

Taman bacaan yang jadi tempat memberantas buta huruf, tempat anak-anak difabel beraktualisasi diri, membebaskan kaum ibu dari belenggu rentenir, hingga tempat menabur senyum anak-anak yatim dan kaum jompo binaan. 

Pegiat litetasi di taman bacaan, hanya fokus "mengecilkan" keadaan dengan solusi, bukan "membesarkan" masalah tanpa solusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun