Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Show Must Go On, Lidah dan Jari Tidak Akan Pernah Selesaikan Apapun

24 Oktober 2022   08:58 Diperbarui: 24 Oktober 2022   09:12 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ditanya bagaimana bisa konsisten dalam mengelola taman bacaan?

Maka jawabnya, the show must go on di taman bacaan, bahkan di mana pun kita berada. Semua harus berjalan sebagaimana mestinya. Harus ada yang diperbuat untuk lebih baik. Karena tidak ada urusan atau soal apapun yang bisa selesai tanpa dikerjakan. Mau berdalih apapun, hidup ini terus berjalan. Apapun kondisinya, taman bacaan harus tetap berjalan. Untuk menegakkan kegemaran membaca dan budaya literasi masyarakat.

Siapa pun boleh punya mimpi di masa depan. Siapa pun boleh punya luka di masa lalu. Tapi semua itu tidak ada artinya tanpa tindakan yang dilakukan hari ini. Harus tetap melangkah maju, tidak bisa tidak, Jalani saja dan nikmati prosesnya, karena the show must go on. Semua harus berjalan sebagaimana mestinya. Kata orang biijak, "belajarlah dari yang kemarin, hiduplah untuk hari ini, berharaplah untuk besok. Asal jangan berhenti melangkah maju". 

Jangankan taman bacaan, setiap manusia pun pasti punya kekurangan punya kelebihan. Itu semua bukan bahan pembicaraan, melainkan kombinasi yang harus diselaraskan. 

Pasti ada orang yang tidak suka tapi ada juga orang yang suka. Ada mimpi yang bisa dicapai tapi pasti ada harapan yang sulit dicapai. Itu semua realitas dan hukum alam. Toh, hidup harus terus berjalan maka jalani dengan baik. Siap atau tidak, suka atau tidak, semua harus dihadapi dan harus tetap berjalan. Karena siapapun tidak ada yang bisa menolak datangnya pagi atau menghindari dari gelapnya malam. Semua akan datang silih berganti, dan harus dihadapi.

Maka semangat itulah yang dipegang erat oleh Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Sejaka berdiri 5 tahun lalu, tidak banyak orang peduli, mencibir, bahkan hanya 14 anak yang mau bergabung ke taman bacaan. 

Jatuh bangun, suka duka yang ada semua dinikmati dan dijalani saja. Asal tetap komit dan konsisten berada di taman bacaan sebagai jalan hidup, sebagai ladang amal untuk semua orang yang paham. Dan kini, TBM Lentera Pustaka sudah menjadi tempat membaca 130 anak-anak usia sekolah yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). D

engan koleksi lebih dari 10.000 buku bacaan, kini tiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu. Selain aktivitas taman bacaan, TBM Lentera Pustaka juga menjalankan program GErakan BERantas BUta AksaRA (Geberbura), KElas PRAsekolah (Kepra), Ramah Difabel, YAtim BInaan (YABI), JOMpo BInaan (JJOMBI), Koperasi Simpan Pinjam, dan MOtor BAca KEliling (Mobake). Tidak kurang dari 250 orang jadi pengguna layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" (Al-Hujurat : 12). Taman bacaan dan pegiat literasi di dalamnya, dilarang memperbanyak prasangka. Cukup kerjakan apa yang harus dilakukan. Karena "the show must go on".  Tidak usah peduli pada orang-orang yang hanya kerjanya ngomong atau berpikir negatif. Apalagi orang-orang yang kepo, gemar bergibah atau bergosip tanpa pernah mampu berbuat baik kepada orang lain. Jangan mau dirusak oleh orang-orang yang tidak bermanfaat dan tidak berkontribusi kebaikan sama sekali.

Siapa pun di taman bacaan, Cukup perbaiki niat, baguskan ikhtiar, dan perbanyak doa-doa dengan kesungguhan hati. Hingga tiba waktunya dicukupi, diberkahi, dan dilindungi Allah SWT. Jangan merasa lelah atas masalah. Jangan berhenti untuk melangkah. Hingga berkah datang melimpah di kemudian hari. Agar semua yang dikerjakan di taman bacaan bernilai pahala disisi Allah SWT.

Saat di taman bacaan, jangan lupa katakan. Kepada orang-orang di luar sana, kepada para netizen. Bahwa taman bacaan dan urusan apapun tidak pernah bisa diselesaikan pakai lidah atau jari seperti di media sosial. Tapi harus dikerjakan secara nyata pakai hati. Karena the show must go on. Literat itu tindakan, bukan omongan. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun