Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Taman Bacaan Memperbanyak Anak yang Membaca Buku

14 Oktober 2022   08:31 Diperbarui: 14 Oktober 2022   08:36 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Alhamdulillah, TBM Lentera Pustaka Seluruh biaya operasionalnya untuk satu tahun diperolejh dari CSR korporasi. Tahun 2022 ini, TBM Lentera Pustaka disponsori CSR oleh 1) Bank Sinarmas, 2) Pertalife Insurance, 3) Pacific Life Insurance, dan 4) Asosiasi DPLK. Biaya operasional mencakup: event bulanan, honor wali baca, listrik dan wifi serta program literasi lainnya. 

Tiap bulannya di TBM Lentera Pustaka selalu ada organisasi atau komunitas yang datng untuk berkegiatan CSR, bakti sosial, KKN, dan penyuluhan. Bahkan tidak sedikit mahasiswa yang meneliti di TBM Lentera Pustaka. Semua itu dilakukan TBM Lentera Pustaka sebagai realisasi "kolaborasi" dengan pihak lain. Karena taman bacaan sulit bisa eksis dan bertahan tanpa kolaborasi dan kemitraan dengan pihak lain. 

Saat ini pun, TBM Lentera Pustaka sering diminta jadi narasumber gerakan literasi atau taman bacaan media massa atau TV. Seperti NET TV, CNN TV/TransTV, DAAI TV, JPM TV, TV Parlemen, Kompas.com. Republika, Merdeka, Liputan6, BogorKita.com dan lainnya.

Jadi, pegiat literasi dan taman bacaan di manapun. Tidak usah gundah bila anak-anak yang membaca masih sedikit. Tapi teruslah berproses dan tunjukkan aktivitas taman bacaan selalu ada dan rutin. Hingga suatu saat, masyarakat akan tahu dan paham pentingnya membaca buku bagi anak-anaknya. 

Memang, taman bacaan masih jadi 'jalan sunyi" pengabdian. Tapi percayalah, hasil tidak akan pernha mengkhianati proses. Taman bacaan dan literasi itu proses bukan hasil. Seperti membaca buku pun praktik bukan teori. Tetaplah berproses di taman bacaan. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun