Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Anak Harus Dibiasakan Membaca?

9 Oktober 2022   14:25 Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital di era media sosial, banyak anak-anak usia sekolah terbawa kebiasaan buruk. Asyik bermain gawai, hingga lupa waktu belajar dan waktu ibadah. Kebiasaan buruk kini jadi momok banyak orang tua. Maka wajar, ada yang menyebut 99 persen kegagalan masa depan anak-anak itu datang dari kebiasaan buruk di masa kecil.

Setiap anak, apalagi usia sekolah, pasti punya kebiasaan. Ada anak yang memiliki kebiasaan baik, seperti: membaca buku, rajin mengaji, sholat tepat waktu, ramah dan tidak nakal. Tapi ada pula anak yang memiliki kebiasaan buruk, seperti:  main gawai hingga lupa waktu, nongkrong, merokok, bahkan menggangu rekannya.Maka kebiasaan memang harus dibentuk di kalangan anak-anak. Karena kebiasaan adalah alat untuk mendorong anak menapak ke atas lebih baik atau menyeretnya ke bawah menjadi lebih terpuruk.

Dalam upaya untuk membangun kebiasaan baik dan bermanfaat, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor selalu konsisten dalam mengajak anak-anak usia sekolah untuk membaca seminggu 3 kali di taman bacaan. Dari awalnya, hanya ada 14 anak yang bergabung. Maklum sebelumnya memang tidak tersedia akses bacaan dan tidak ada minat baca. Kini setelah berjalan 5 tahun, ada sekitar 130-an anak pembaca aktif yang rutin membaca. Bahkan setiap Minggunya, setiap anak bisa membaca 3 s.d. 8 buku per Minggu. Sebuah kebiasaan membaca yang sudah terbentuk.

Anak-anak yang membaca, bisa jadi pemandangan langka di masa sekarang. Karena banyak anak terjebak dalam era digital, hanya suka bermain gawai. Sementara di taman bacaan, tradisi membaca terus ditegakkan. Agar anak-anak selalu dekat dengan buku, sekalipun tetap dekat dengan gawai. Tiap hari Minggu pagi, TBM Lentera Pustaka selalu menggelar laboratorium baca untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan yang asyik dan menyenangkan.

Membiasakan membaca, itulah yang patut diberikan ke anak-anak usai sekolah. Karena ala bisa karena biasa. Terbiasa membaca dan dilakukan secara berulang. Taman bacaan yakin, kebiasaan yang konsisten akan berubah menjadi karakter. Dan hanya kebiasaan baik yang akan membuat apapun lebih maju, lebih bermanfaat. Kebiasaan membaca adalah kunci dari semua kesuksesan anak-anak di masa depan.

Maka biasakanlah anak-anak membaca buku, apapun keadannya. Karena sejatinya, semua anak sama. Hanya kebiasaan yang membedakan mereka. Agar kebiasaan baik tidak kalah dibandingkan kebiasaan buruk. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun