Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

CSR Korporasi Swasta Berperan Penting Ajarkan Budaya Antre di Taman Bacaan

26 September 2022   10:07 Diperbarui: 26 September 2022   10:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara sederhana TBM Lentera Pustaka mengajarkan "budaya antre" ke anak-anak usia sekolah adalah melalui jajanan kampung gratis. Setelah membaca buku, sebulan sekali "event bulanan", setiap anak diberikan 1 kupon senilai Rp.3.000 untuk jajan sesuai pilihannya. Agar tetap semangat membaca di taman bacaan. Selain menjadi praktik baik, jajanan gratis  ini dipilih TBM Lentera Pustaka sebagai cara menghargai anak-anak yang mau membaca buku.

Jajanan kampung gratis TBM Lentera Pustaka sudah berjalan 5 tahun. Sebagai cara untuk mengundang daya tarik anak dan warga ke taman bacaan. Karena harus diakui, mengelola taman bacaan tidak mudah. Apalagi untuk memelihara anak-anak yang mau membaca buku. 

Maka kreativitas dan inovasi harus selalu hadir di taman bacaan. Maka melalui model "TBM Edutainment" yang diterapkan, TBM Lentera Pustaka selalu mencari ide untuk menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan. Salah satunya melalui pembelajaran antre dengan kupon Rp. 3.000 per anak untuk jajan secara gratis.  

Ide jajanan kampung gratis digagas langsung oleh Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka sebagai cara sederhana untuk mengajarkan budaya antre. Adapun nilai-nilai positif dari jajanan kampung gratis TBM Lentera Pustaka adalah sebagai berikut:

1. Melatih budaya antre anak-anak pembaca aktif dan warga sekitar taman bacaan, baik saat ambil kupon Rp. 3.000 dan saat jajan di pedagang.
2. Membuat taman bacaan jadi tempat asyik dan menyenangkan bagi semua orang.
3. Menjadi sedekah taman bacaan kepada anak-anak dan warga agar tetap rajin datang dan membaca buku di taman bacaan.
4. Membantu pedagang kampung yang keliling agar dagangannya laku dan bisa segera pulang ke rumah sambil membawa rezeki. Dengan jumlah kupon yang diperoleh, pedagang tinggal "meng-uang-kan" kupon ke taman bacaan.
5. Menyenangkan semua pihak yang ada di taman bacaan, seperti pengelola, anak-anak pembaca aktif, orang tua, dann warga.


Lalu dari mana uangnya? 

Jajanan kampung gratis setiap bulan sekali adalah bagian dari biaya operasional untuk program literasi TBM Lentera Pustaka. Asal dananya, tentu dari sana CSR korporasi yang ada di TBM Lentera Pustaka. 

Untuk tahun 2022 ini, CSR korporasi TBM Lentera Pustaka bekerja sama dan diperoleh dari 1) Bank Sinarmas, 2) Pertalife Insurance, 3) Pacific Life Insurance, dan 4) Asosiasi DPLK. Karena taman bacaan, sejatinya agak sulit bergerak sendiri. 

Harus ada sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya perusahaan swasta untuk CSR di taman bacaan. Itulah peran CSR korporasi swasta dalam ajarkan budaya antre anak-anak di taman bacaan.

Jadi, kupon Rp. 3.000 dan jajanan kampung gratis hanya cara melatih "pentingnya budaya antre" ke anak-anak. Bersifat praktik bukan lagi teori atau ceramah. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun