Merdeka itu ngopi. Agar tetap sejuk di tempat yang panas. Agar tetap merasa kecil meskipun telah besar. Agar tetap tenang di tempat gaduh sekalipun. Tanpa peduli, suka atau tidak suka. Karena kopi memang punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi pun punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Sangat manusiawi, bila ada kelebihan pasti ada kekurangan. Ada plus ada minus, itu biasa.Â
Bila ada orang di zaman merdeka masih jahat dan berpikir negatif. Bisa jadi itu bukan tukang ngopi. Karena tukang ngopi sama sekali tidak bisa mengontrol pikiran dan perilaku orang lain. Siapa pun hanya bisa mengontrol dirinya sendiri. Ngopi itu yang penting "substansi" bukan "reaksi". Saat ngopi, sama sekali tidak boleh ada orang lain yang ikut menentukan cara kita dalam bertindak.
Ngopi di Hari Kemerdekaan RI. Sungguh luar biasa. Sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Sambil tetap berpikir positif di mana pun berada, dalam kondisi apapun. Karena setelah merdeka, pilihannya hanya dua; 1) khairul bariyyah (sebaik-baik makhluk) atau 2) syarrul bariyyah (seburuk-buruk makhluk) pada akhirnya.
Sahabat, mari rayakan kemerdekaan dengan ngopi. Karena ngopi itu, mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Salam tukang ngopi #HUTKemerdekaanRI #PegiatLiterasi #TukangNgopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H