3. Perbanyak sedekah, sekalipun hanya senyum dan kebaikan yang diperbuat. Syukur-syukur bisa membantu anak-anak yati, kaum jompo atau orang lain yang butuh uluran tangan kita.
4. Tidak usah berlebih-lebihan dalam urusan apa pun, baik harta maupun omongan. Karena apa pun yang terjadi pada manusia sudah sesuai dengan kehendak Allah SWT. Tinggal manusianya, mau atau tidak memperbaiki niat dan ikhtiar baik sambil berdoa.
5. Apa pun yang terjadi cukup hadapi dengan sabar dan sholat. Karena "malam yang gelap pasti berganti dengan pagi yang cerah". Tidak perlu kepo atau mengumbar apa pun. Apalagi menyalahkan orang lain. Cukup kerjakan yang baik dan selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita.
Apa yang terjadi kemudian? Allah SWT memang maha berkehendak. Si P yang jadi contoh di atas, sekitar 4 bulan lalu terdengar mengalami sakit, Dan belum lama ini meninggal dunia. Dalam keadaan sedang memusuhi dan membenci. Sementara pikiran dan perilaku baiknya belum sempat dilakukan. Itulah hikmah, bahwa siapa pun diminta untuk mempersiapkan kematian. Jangan sampai mati dalam keadan tidak punya bekal cukup di pengadilan-Nya nanti.
Ketahuilah, amal dan kebaikan itu "jalan dua arah". Siapa pun bila ingin diperlakukan baik maka berbuat baiklah kepada orang lain. Bila ingin dihargai maka hargai pula orag lain. Sambi tetap merenung dan bertanya dalam hati, "selama ini kita ada di dunia sebenarnya untuk apa?". Salam lietarsi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI