Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

In Memoriam Pak Soenarko dan Ibu Zulfahnur, Dua Guru Saya di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNJ

24 Juli 2022   21:38 Diperbarui: 25 Juli 2022   08:44 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pula sosok Ibu Zulfah. Saya mengenal beliau saat masih jadi sekjur PBSI lalu jadi Kajur PBSI saat Gedung kuliah berpindah ke Unit 3 di belakang. Beliau mengajar Teori Sastra dan Kajian Prosa Fiksi. Dari Ibu Zulfah, saya merasakan aroma keibuan yang kental pada pribadinya. Selalu bertegur sapa sambil bertanya tentang keadaan mahasiswa. Bahkan tidak jarang beliau pun memberi nasihat. 

Pernah suatu pagi pukul 06.00 WIB, maklum karena saya dan sahabat saya Alm. Eman Sulaeman memang tinggal dan menginap di kampus (tepatnya di Ruang Senat Mahasiswa FPBS) seusai mandi di lantai bawah berpapasan dengan Ibu Zulfah (yang selalu datang pagi banget dengan mobil sedan berwarna merah maroon). Langsung beliau menegur dan menasihati, katanya, "Kalau mandi harus sudah beres sebelum Ibu datang ya...". Saking malu dan patuh, saya pun menjawab lantang, "Iyaa Bu, maaf".

Saat saya lulus kuliah tahun 1994, Ibu Zulfah seingat saya masih menjadi Kajur PBSI. Lagi-lagi sayang, setelah lulus kuliah pun saya tidak mendapat lagi update beliau. Namun sejak IKA BINDO (Ikatan Alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia) FBS UNJ terbentuk di tahun 2009, Ibu Zulfah tergolong rajin hadir bila ada acara IKA BINDO. Mulai dari OBSOR (Obrolan Sore), Reuni, dan Halal Bihalal. 

Bahkan hingga tahun 2020 lalu pun, kontak dan silaturahim dengan Ibu Zulfah tetap berlangsung. Termasuk saat menjenguk Pak Narko ke rumahnya. Tapi apa mau dikata lagi, bak petir di siang bolong, tiba-tiba pada 20 Juni 2021, saya pun mendapat kabar Ibu Zulfah wafat. Dari sosok Ibu Zulfah, saya belajar tentang sikap keibuan yang tulus dan selalu rajin bertegur sapa walau sekadar menanyakan keadaan.

In Memoriam Pak Soenarko dan Ibu Zulfahnur, dengan tegas saya ingin menyatakan beliau berdua adalah orang-orang yang baik. Sosok guru yang sangat dihormati dan sangat mengayomi mahasiswanya. Pak Narko dan Ibu Zulfah adalah bagian dari saksi perjalanan masa kuliah saya di IKIP Jakarta (UNJ). Dari keduanya, saya bukan hanya mendapat ilmu. Tapi belajar tentang "kehormatan adalah jalan dua arah; siapa pun yang ingin mendapatkannya maka harus memberikannya". Selamat jalan Pak Narko dan Ibu Zulfah.

Sekali lagi, in memoriam Pak Narko dan Ibu Zulfah ini saya buat. Bila suatu kali saya ditanya anak, tentang siapa guru saya saat kuliah dulu? Maka saya akan sebutkan diantaranya adalah Pak Narko dan Ibu Zulfah dan tinggal saya search di "mbah google" sebagai rekam jejak tulisan seorang murid untuk mengenang gurunya.

Tentu, kawan-kawan saya di era 90-an, baik adik kelas maupun kakak kelas punya kenangan tersendiri dengan Pak Narko dan Ibu Zulfah. Tulisan ini hanya pemantik untuk sedikit mengenang guru-guru kita yang begitu berjasa di masa belajar, di masa kuliah. 

Untuk itu, para alumni dan siapa pun yang membaca tulisan ini, mari kita kirimkan doa dan surat Al Fatihah untuk Alm. Pak Soenarko dan Almh. Ibu Zulfahnur. Agar ilmu yang telah beliau ajarkan menjadi amal ibadah dan segala kesalahannya diampuni Allah SWT. Teriring doa agar beliau berdua mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

Beginilah cara sederhana, seorang murid menghormati gurunya. Menuliskan tentang kebaikan sang guru di masa-masa belajar dengannya. Maka saya bersaksi, bahwa Alm. Pak Soenarko dan Almh. Ibu Zulfahnur adalah orang baik. Dengan penuh ikhlas, saya berucap "Selamat Jalan Pak Narko dan Ibu Zulfah, kami bersyukur pernah menjadi murid Bapak dan Ibu. Hanya Allah SWT yang akan membalas kebaikan Pak Narko dan Ibu Zulfah". Alfatihah ... #IKABINDOUNJ #SelamatJalanPakNarko #SelamatJalanIbuZulfah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun