Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukan Panti, Taman Bacaan Kok Punya Anak Yatim dan Jompo Binaan?

24 Juli 2022   07:59 Diperbarui: 24 Juli 2022   08:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Tidak lazim itu berarti tidak biasa. Artinya tidak umum terjadi. Bisa karena langka atau karena tempatnya. Seperti orang yang sedang berada di dalam masjid. Tapi bukan untuk ibadah melainkan numpang nyolok charger handphone. Tidak lazim itu bisa terjadi pada pikiran, sikap, atau perilaku.

Nah, salah satu yang tidak lazim pun terjadi di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Taman bacaan yang dikenal aktif dan komprehensif ini, tadinya hanya menjalankan program TAman Bacaan (TABA). 

Tapi kini setelah 5 tahun berjalan, memiliki 14 program literasi. Diantaranya program yang tidak lazim, yaitu 1) YAtim BInaan (YABI) dan 2) JOMpo BInaan (JOMBI). 

Kedua program (YABI dan JOMBI) dilakukan sebagai bentuk kepedulian sosial taman bacaan kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. Selain menjadi tempat membaca buku, TBM Lentera Pustaka pun "tidak lazim" menjalani aktivitas literasi di taman bacaan. Karena taman bacaan, memang bukan panti yatim atau panti jompo. 

 Apa yang dilakukan kepada anak-anak yatim binaan dan jompo binaan?

Alhamdulillah, hingga kini TBM Lentera Pustaka tetap istikomah menyantuni anak-anak yatim dan jompo binaan. Santunan diberikan minimal sebulan sekali melalui pengajian bulanan YABI dan JOMBI. Biasanya tiap Sabtu sore di akhir bulan. 

Saat ini ada 12 anak yatim dan 10 jompo binaan yang disantuni. Bahkan 4 anak yatim diantaranya pun mendapat beasiswa belajar: 2 anak yatim SMP dan 2 anak yatim kuliah. Besaran santunan yang diberikan antara Rp. 50.000 s.d. Rp. 100.000 setiap bulannya + beasiswa anak yatim yang berikan setiap bulan. 

Uang santunan pun diperoleh dari sedekah Pendiri TBM Lentera Pustaka dan rekan-rekannya yang rutin bersedkah setiap bulan untuk anak yatim dan jompo binaan.

Mengapa taman bacaan melakukan santunan anak-anak yatim dan jompo binaan? Jawabnya sederhana, untuk berbuat baik kepada anak-anak yatim dan kaum jompo. 

Di samping untuk menyisihkan "sedikit rezeki" untuk kaum yang membutuhkan bantuan. Asal rutin dan konsisten. Sehingga ada secercah harapan dan senyum di kalangan anak-ana yatim dan kaum jompo sekitar TBM Lentera Pustaka.

Allah SWT berfirman, "Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah memperbaiki keadaan mereka adalah baik," (QS. 2:220). Atas ajaran itulah, TBM Lentera Pustaka sebisa mungkin ikhtiar untuk memuliakan anak yatim dan kaum jompo. Sebagi bentuk perhatian dan kepedulian, di samping memberikannasihat baik kepada anak-anak yatim dan kaum jompo.

Ada anak-anak yatim dan kaum jompo di taman bacaan memang tidak lazim. Tapi justru program itulah yang menjadikan taman bacaan lebih berkah dan lebih bermanfaat. Karena siapa pun yang berbuat baik kepada anak-anak yatim dan kaum jompo, maka dapat menghilangkan kesengsaraan dan penderitaan dan mengangkat martabat.

Dari program YABI dan JOMBI, TBM Lentera Pustaka pun belajar. Bahwa barang siapa kepeduliannya hanya pada apa yang masuk ke dalam perutnya maka nilai orang itu pun tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya. Untuk itu, berhentilah membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain tapi syukurilah apa yang kamu miliki.

Karena hidup, sejatinya bukan untuk sukses dan kaya. Tapi untuk bernilai dan bermanfaat untuk orang lain. Salam literasi #YatimBinaan #JompoBinaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun