Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

80% TBM di Indonesia Masih dalam Masa Kekembangan (Survei Tata Kelola Taman Bacaan)

8 Juli 2022   22:51 Diperbarui: 8 Juli 2022   23:08 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

80% Taman Bacaan di Indonesia Beroperasi di Bahwa 6 Tahun


Luar biasa, Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka Bogor mendapat respon dari 171 pegiat literasi dari 96 Kabupaten/Kota di 27 provinsi di Indonesia. 

Ke-27 provinsi tersebut adalah 1) Jatim, 2) Jabar, 3) NTT, 4) Jambi, 5) Jateng, 6) Sumut, 7) Maluku, 8) Papua Barat, 9) Sulsel, 10, Sumbar, 11) Kalbar, 12) Sulbar, 13) Sultra, 14) NTB, 15) Aceh, 16) Banten, 17) Lampung, 18) Sumsel, 19) Riau, 20) Sulteng, 21) DKI Jakarta, 22) Maluku Utara, 23) Bengkulu, 24) Kalteng, 25) Kalut, 26) Yogyakarta, dan 27) Bali. 

Survei ini bertujuan untuk memperoleh infomasi berbasis data dan untuk memetakan realitas objektif di taman bacaan di Indonesia.

Saat ditanya sudah berapa lama taman bacaan Anda berdiri atau beroperasi? Ternyata, 35% di bawah 3 tahun, 45% antara 3 - 6 tahun, 11% antara 7 - 10 tahun, dan 10% di atas 10 tahun. Maka secara umum dapat dikatakan, 80% taman bacaan yang ada di Indonesia beroperasi di bawah 6 tahun. Sebagian besar taman bacaan yang ada masih dalam masa kekembangan atau pertumbuhan. 

Usia taman bacaan di bawah 6 tahun, dapat dimaknakan punya potensi untuk terus bertumbuh sekaligus masih rentan eksistensinya. Karena itu dibutuhkan sikap aktif dan energik dalam menegakkan kegemaran membaca anak-anak Indonesia. Bahkan kegiatan di taman bacaan pun harus mulai direncanakan seoptimal mungkin, tidak lagi bersifat spontan.

"Bila dilihat dari usia beroperasi, 80% taman bacaan masih di bawah 6 tahun. Artinya, potensi untuk berkembang masih besar. Tapi di saat yang sama juga rentan billa daya juang pegiat literasinya lemah. Untuk bisa bertahan dan tetap eksis, taman bacaan harus lebih kreatif dan berkolaborasi dnegan berbagai pihak" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

Usia memang bukan ukuran satu-satunya di taman bacaan. Karena usia harus diimbangi komitmen dan konsistensi dalam berliterasi. Taman bacaan harus dijalankan dengan sepenuh hati, jangan setengah hati. Agar eksistensi taman bacaan tetap bisa dipelihara kesinambungannya.

Harus diakui, taman bacaan adalah ujung tombak perilaku membaca dan budaya literasi di Indonesia saat ini. Karena taman bacaan yang mampu menyediakan akses bacaan ke daerah-daerah pelosok dan kampung-kampung. Karena itu, pemerintah daerah harusnya lebih peduli terhadap eksistensi taman bacaan di wilayahnya.  Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #SurveiTataKelolaTBM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun