Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Realitas TBM di Indonesia, 63 Persen Taman Bacaan Cari Donatur Buku Sendiri

4 Juli 2022   22:46 Diperbarui: 4 Juli 2022   23:46 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ditanya dari mana taman bacaan Anda memperoleh buku-buku bacaan?

Faktanya, 63,5% mencari donatur sendiri, 16,4% membeli, 11,9% lain-lain, dan 8,2% dari pemerintah. Itu berarti, 6 dari 10 taman bacaan yang ada di Indonesia berusaha mencari donatur sendiri untuk menambah koleksi buku bacaannya. Itulah hasil Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 yang dilakukan TBM Lentera Pustaka (Juni 2022).

Survei ini membuktikan peran besar donatur buku untuk taman bacaan. Karena itu, taman bacaan harus terus mensosialisasikan pentingnya donasi buku, di samping para donatur pun buku pun dapat meluaskan donasinya ke taman bacaan lainnya. Karena sejatinya, penambahan jumlah dan jenis buku di taman bacaan sangat diperlukan. Agar menjadi daya Tarik kepada anak-anak, di samping dapat menambah panjang "nafas" taman bacaan.

Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini melibatkan 162 pegiat literasi dari 95 Kabupaten/Kota di 27 provinsi di Indonesia. Ke-27 provinsi tersebut adalah 1) Jatim, 2) Jabar, 3) NTT, 4) Jambi, 5) Jateng, 6) Sumut, 7) Maluku, 8) Papua Barat, 9) Sulsel, 10, Sumbar, 11) Kalbar, 12) Sulbar, 13) Sultra, 14) NTB, 15) Aceh, 16) Banten, 17) Lampung, 18) Sumsel, 19) Riau, 20) Sulteng, 21) DKI Jakarta, 22) Maluku Utara, 23) Bengkulu, 24) Kalteng, 25) Kalut, 26) Yogyakarta, dan 27) Bali. Melalui survei tata kelola taman bacaan ini diharapkan ada infomasi berbasis data ilmiah, di samping mampu memetakan realitas objektif di taman bacaan di Indonesia.

"Survei tata kelola taman bacaan ini menyiratkan pentingnya membangun kepedulian masyarakat dan korporasi untuk ikut mendonasikan buku-buku bacaan. Karena buku adalah modal penting taman bacaan untuk mengundang daya tarik masyarakat. Tanpa buku bacaan yang variatif, taman bacaan agak sulit bisa eksis dan bertahan" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pelaksana Survei Tata Kelola Taman Bacaan tahun 2022 ini.

Tradisi baca di Indonesia bukan hanya soal minat yang rendah. Tapi sangat bergantung pada ketersediaan buku bacaan, termasuk yang ada di taman bacaan. Maka jumlah koleksi buku harus terus ditingkatkan. Di tengah keterbatasan finansial taman bacana, maka donasi buku menjadi penting diperkuat. Melalui survei ini ditegaskan program "donasi buku" pun sebaiknya dilakukan oleh seluruh taman bacaan, khususnya melalui media sosialSalam literasi. Salam literasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun