Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sekalipun Tetap Nongkrong di Kafe, Ini Cara Milenial Siapkan Program Pensiun

1 Juli 2022   20:54 Diperbarui: 2 Juli 2022   08:30 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survei internal Asosiasi DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) tahun 2020 menyebut 86% generasi milenial tidak punya program pensiun. 

Milenial dianggap kurang peduli terhadap persiapan masa pensiun. Sebabnya, mungkin karena generasi milenial merasa waktu pensiun masih lama atau terjerat gaya hidup konsumtif.  

Harus diakui, milenial memang generasi yang energik. Generasi yang "gila kerja". Selain kreatif, generasi milenial dikenal pekerja keras dan gandrung gaya hidup karena berada di masa keemasan. 

Sepulang kerja, nongkrong di sentra-sentra komunitas modern. Hingga terjebak pada rutinitas kerja dan perilaku konsumtif. Tapi sayangnya, sebagian besar milenial lalai atau lupa dalam mempersiapkan masa pensiun.

Generasi milenial patut diberi tahu. Bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia pada akhirnya mengalami masalah keuangan di masa pensiun. Tidak sedikit pensiunan yang bergantung kepada anak-anaknya. 

Akibat tidak adanya dana yang cukup untuk hari tua. Karena itu, masa pensiun bukan soal usia tapi soal keadaan. Mau seperti apa di masa pensiun? Sejatinya, pensiun soal ketersediaan dana untuk membiayai hidup di masa tidak bekerja lagi.

Untuk itu, generasi milenial harus muali mengubah niat baik jadi aksi nyata untuk masa pensiunnya sendiri. 

Ikhtiar yang dapat dilakukan milenial terkait masa pensiun, antara lain: 

1) mulai menargetkan usia pensiun hingga berapa lama untuk bekerja untuk mencapai kebebasan finansial?,

2) menyesuaikan tingkat gaya hidup dan kebutuhan yang diperlukan di masa pensiun saat tidak bekerja lagi, seperti KPR, mobil atau belanja online, 

3) menentukan anggaran keuangan dan kebutuhan investasi atau tabungan jangka panjang seperti masa pensiunseperti biaya internet dan listrik.

Inilah saat yang tepat untuk generasi milenial mempersiapkan masa pensiunnya sendiri. Generasi milenial harus lebih cerdas dalam mengelola uangnya. 

Lebih bijak dalam mengalokasikan dana sesuai dengan kepentingannya, baik kebutuhan hari-hari, gaya hidup, konsumtif maupun hari tuanya. Agar kualitas hidup generasi milenial menjadi lebih baik.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com

Program Pensiun Iuran Pasti

Nah, salah satu program pensiun yang patut dilirik generasi milenial adalah program pensiun iuran pasti (PPIP). Program Pensiun Iuran Pasti merupakan program pensiun yang iurannya ditetapkan lebih dulu dan mulai didanakan sejak dini. 

Nantinya, seluruh iuran dan hasil investasinya dibukukan atas namanya sebagai manfaat pensiun. Sejumlah uang yang dibayarkan saat masa pensiun tiba.

Sebagai program pensiun, PPIP memberikan manfaat yang cocok untuk milenial. Selain memberikan kepastian dana untuk masa pensiun, PPIP juga memberikan hasil investasi yang tergolong menggiurkan. 

Apalagi dilakukan dalam jangka waktu yang Panjang seperti generasi milenial. Akumulasi dana bisa lebih stabil dan risikonya dapat dikontrol. Maka PPIP adalah program pensiun yang pas untuk generasi milenial.

Pada praktiknya di lapangan, PPIP biasanya dijalankan oleh DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang didirikan oleh asuransi jiwa atau bank. Sebagai program yang mengupayakan manfaat pensiun, PPIP memiliki ciri khusus seperti:

1. Besaran iuran ditetapkan di awal, sejumlah dana yang ditabung untuk program pensiun.

2. Manfaat pensiun yang akan diterima berupa akumulasi iuran beserta hasil pengembangannya.

3. Pilihan investasi dan risiko program pensiun berada di tangan peserta atau individu.

4. Dibukukan atas nama rekening masing-masing peserta.

5. Manfaat pensiun dibayarkan saat memasuki usia pensiun.

Melalui program pensiun iuran pasti (PPIP), generasi milenial sebagai peserta akan menyetorkan iuran pensiun secara bulanan kepada penyelenggara DPLK yang dipilih. 

Nantinya, pihak DPLK akan mengelola iuran pensiun dan siap dibayarkan saat masa pensiun tiba. Orientasi PPIP adalah untuk masa pensiun dan bersifat jangka panjang. Besar kecilnya akumulasi dana pensiun sangat ditentukan oleh jumlah iuran yang disetor, lamanya menjadi peserta, dan hasil investasi.

Mengapa program pensiun iuran pasti cocok untuk milenial? Karena generasi milenial tergolong berusia muda. Jadi cukup menyisihkan sebagian kecil gaji dari sejak dini. 

Agar akumulasi dana dalam jangka panjang menjadi signifikan. Semakin lama seorang pekerja menjadi peserta PPIP, maka semkain besar jumlah dana yang terkumpul sebagai manfaat pensiunnya.

Untuk siapa pun, hari tua penuh dengan ketidakpastian. Masa pensiun pun harus dipersiapkan, bukan dikhawatirkan. Maka generasi milenial layak menjadikan program pensiun sebagai alternatif pendanaan. Agar tetap sejahtera di masa pensiun, saat tidak bekerja lagi.

Bila generasi milenial berani nongkrong di kafe-kafe. Seharusnya milenial pun berani untuk memulai perencanaan masa pensiunnya sendiri. Seperti kata orang bijak "tomorrow starts today". Salam #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun