Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hai Pekerja, Pengen Punya Uang Berapa saat Pensiun Nanti?

16 Juni 2022   09:58 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:14 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pribadi Penulis

Suatu kali, seorang kawan yang bekerja bertanya. "Apa untungnya saya punya dana pensiun?". Terus terang, agak sulit bila dana pensiun dilihat dari untung-rugi. Karena dana pensiun, sejatinya hanya soal perencanaan keuangan untuk masa pensiun. Untuk mempersiapkan hari tua saat tidak bekerja lagi. Jadi dana pensiun, bukan soal untung rugi. Tapi soal kesadaran untuk mempersiapkan masa pensiun. Agar lebih nyaman, lebih sejahtera di hari tua.

Masa pensiun, cepat atau lambat pasti akan dialami setiap orang, setiap pekerja. Tapi masalahnya, apa yang sudah dipersiapkan setiap pekerja untuk masa pensiunnya sendiri? Siapa pun dan bekerja sebagai apa pun, pasti akan berhenti bekerja. Entah atas sebab usia pensiun, pemutusan hubungan kerja (PHK) atau meninggal dunia. Jadi, masa pensiun memang bukan sola waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa saat pensiun nanti?

Salah satu riset menyebutkan "9 dari 10 orang Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun ". Kondisi itu terjadi karean ketidak-siapan. Tidak siap atas dana yang dimiliki untuk masa pensiun. Belum ada dana yang cukup berhenti bekerja. Jangan untuk bergaya hidup seperti saat bekerja, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat pensiun saja belum jelas sumber dananya dari mana?

Maka fakta membuktikan. Dari 100 pensiunan di Indonesia, ada 70% pensiunan yang akhirnya mengalami masalah keuangan. Sementara 20% pensiunan "terpaksa" tetap bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hanya 10% pensiunan yang benar-benar hidup sejahtera di hari tua. Maka mempersiapkan masa pensiun tidak dapat dianggap sepele. Harus ada keberanian dan kesadaran setiap pekerja untuk mendanakan masa pensiunnya sendiri. 

 

Selain untuk memastikan keberlanjutan ketersediaan dana di hari tua, dana pensiun juga diperlukan pekerja untuk mempersiapkan tingkat kehidupan yang layak di hari tua. Apalagi saat ini, angka harapan hidup orang Indonesia semakin lama, mencapai 72 tahun. Bayangkan bila usia pensiun di 56 tahun, maka masih ada 16 tahun masa kehidupan yang harus dijalani saat pensiun. Lalu, dari mana sumber biaya untuk kebutuhan sehari-hari apalagi pekerja swasta?

Lalu, berapa uang pensiun yang dimiliki seorang pekerja saat pensiun? Tentu relatif. Sangat bergantung pada kapan memulai dan berapa besaran dana yang disimpan untuk pensiun. Sebagai ilustrasi, seandainya seorang pekerja menyisihkan Rp. 500.000 per bulan untuk dana pensiun (khususnya melalu Dana Pensiun Lembaga Keuangan -- DPLK) dengan usia pensiun di 56 tahun, maka setidaknya akumulasi dana pensiun bisa mencapai Rp. 1.870.500.000,- (lihat table ilustrasi).

Jadi, dana pensiun prinsipnya sederhana. Makin cepat jadi peserta dana pensiun, maka makin besar uang yang akan diperoleh di masa pensiun. Karena uang pensiun sangat bergantung pada: 1) usia masuk, 2) besaran iuran yang disisihkan, dan 3) jangka waktu menjadi peserta dana pensiun. Dan yang paling penting, setidaknya ada 3 (tiga) manfaat seorang pekerja punya dana pensiun:

1. Ada pendanaan yang pasti untuk masa pensiun. 

2. Ada hasil investasi yang optimal selama menjadi peserta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun