Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peduli Masalah Anak, Mahasiswa Luncurkan Kumpulan Cerpen Anak-anak Pinggiran

22 Mei 2022   16:18 Diperbarui: 22 Mei 2022   16:19 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajarkan anak tetap jadi dirinya sendiri; tanpa perlu menjadi diri orang lain. Hanya cinta yang meneduhkan hati anak-anak pinggiran.
Itulah amanat buku kumpulan Cerpen "Anak-anak Pinggiran" karya Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI yang diluncurkan di TBM Lentera Pustaka Bogor, Minggu (22/5/2022). Buku ini merupakan hasil kuliah menulis kreatif sebagai praktik, bukan teori.

Buku ini menyelipkan pesan, banyak orang menginginkan anak-anaknya menjadi benar-benar baik. Tapi di saat yang sama, mereka tidak tahu cara dan ikhtiar untuk melakukan apa yang terbaik. Bahkan tidak sedikit orang tua yang lupa, bahwa anak adalah kekuatan ilahi untuk memanggil kepedulian. 

Seperti anak-anak pinggiran yang selalu punya harapan dan mampu menjadi cahaya untuk mempersempit perjuangan melawan kegelapan. Anak-anak pinggiran hanya ingin mengingatkan. 

Untuk mengecup kening anak agar tetap nyaman bersandar di bahu orang tua. Seberapapun rasa itu, ajarkan anak tetap jadi dirinya sendiri; tanpa perlu menjadi diri orang lain.
Kumpulan Cerpen "Anak-anak Pinggiran' merupakan bagian dari proses menulis kreatif yang dialami mahasiswa secara langsung, selama kuliah. 

Mahasiswa yang "berproses" dalam mempelajari, mencipta, dan menerbitkan karyanya sendiri. Karena mereka percaya bahwa belajar sastra harus dimulai dan berakhir dari yang tertulis. Inilah karya sebagai cerminan bahwa menulis kreatif adalah perbuatan, bukan pelajaran. Kuliah dengan cara yang berbeda. 

Di era Merdeka Belajar, keberanian mahasiswa untuk melahirkan karya dan mampu mengekspersikan daya kreatif menjadi penting untuk dipacu. Buku ini pun menjadi karya reflektif dan motivatif sebagai saksi perjalanan kepedulian terhadap anak-anak di tengah gempuran era digital.

Menurut Syarifudin Yunus, dosen pengampu Menulis Kreatif Universitas Indraprasta PGRI, buku ini menjadi cerminan sikap reflektif terhadap cara pandang 96 mahasiswa yang menulis cerpen tentang sikap peduli terhadap anak-anak. 

"Buku ini adalah ekspresi mahasiswa terhadap persoalan anak-anak. Kaum muda yang mengekspresikan daya kreatif dan imajinasinya ke dalam cerita pendek. Kaum muda yang menyuarakan pentingnya mendengarkan suara hati anak-anak pinggiran," ujar Syarifudin Yunus dalam peluncuran hari ini di Bogor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun