Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Alasan Taman Bacaan dan Gerakan Literasi di Indonesia Tidak Boleh Diam

10 Mei 2022   23:17 Diperbarui: 10 Mei 2022   23:35 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Setidaknya ada 5 (lima) alasan yang mendasari taman bacaan harus bergerak, yaitu: 1) untuk membuktikan taman bacaan tergolong aktif dan sehat, 2) untuk memperkuat eksistensi taman bacaan, 3) untuk promosi dan publikasi di media sosial, 4) untuk memacu kreativitas dan dinamika tata kelola taman bacaan, 5) untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan pihak lain. Bila taman bacaan terus bergerak, maka dapat dipastikan taman bacaannya tidak "mati suri".

Taman bacaan, tentu bukan hanya tempat baca. Apalagi ada yang menyebut sebagai gudang buku. Ada buku-buku tapi tidak ada yang membaca, tidak ada aktivitas rutin. Maka taman bacaan harus terus bergerak. Untuk mengubah niat baik jadi aksi nyata. Karena biar bagaimana pun, taman bacaan butuh tindakan nyata bukan lagi kata-kata. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun