Idul Fitri 1443 H sebagai simbol kemenangan sudah terlewati. Puasa sebulan penuh telah usai. Ungkapan mohon maaf lahir batin pun telah bersemi. Lalu setelah itu, mau apa lagi? Kini, Idul Fitri menanti bukti.
Maka kemenangan itu pun bukan kebebasan. Euforia lebaran pun lagi sebatas ucapan. Semuanya harus dapat dibuktikan dalam pikiran, sikap, dan perbuatan. Untuk mejjadi pribadi yang lebih baik lagi. Lebih baik dan lebih baik lagi. Minimal, tetaplah tunaikan sholat wajib tepat waktu, menjaga sholat dhuha, tetap rajin tilawah dan membaca Al Quran, dan berani sedekah tiap kali ada kesempatan.
Idul Fitri, tentu bukan basa-basi. Apalagi hanya jago berbicara, pandai berpikir. Tapi semuanya tanpa aksi tanpa bukti. Karena kebaikan dan kepedulian di manapun. Tidak cukup hanya sekadar kata-kata tanpa tindakan nyata. Idul Fitri memberi pesan, jangan jadikan kebaikan hanya ada di tutur kata atau imajinasi belaka. Tapi kebaikan harus dibuktikan.
Mari refleksi diri. Bahwa Idul Fitri benar-benar menanti bukti. Zaman begini, tidak cukup hanya janji apalagi mimpi. Tiap perkataan harus mampu dibuktikan. Untuk membuktikan apa yang dikatakan. Bukan cuma mengobral janji tanpa ada aksi.
Sebagai contoh, tidak sedikit orang yang mengaku peduli. Tapi sayang peduli-nya hanya di media sosial dan kata-kata. Tanpa aksi sama sekali. Peduli orang miskin, peduli anak yatim, peduli taman bacaan. Tapi sayang, semua itu sebatas narasi dan diskusi. Tanpa bukti tanpa aksi. Maka Idul Fitri, menanti untuk mengubah niat baik jadi aksi yang ciamik.
Kata pegiat literasi di taman bacaan. Idul Fitri menanti bukti. Aksi tentang kebaikan, eksekusi tentang kepedulian. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Sebagai cerminan kualitas diri yang lebih baik. Jika tidak bisa memberi bukti, maka berhentilah berjanji. Apalagi hidup hanya dalam mimpi.
Karena di mata pegiat literasi, kebaikan bukan hanya narasi. Omong besar tapi aksi kosong. Hidup hanya sebatas kata-kata bijak. Tanpa aksi nyata yang menjejak. Karena di dunia literasi, semua harus ada bukti. Tidak ada pengorbanan dan kebaikan yang sia-sia. Hingga sejarah yang akan membuktikannya nanti.
Maka Idul Fitri menanti bukti. Jangan berhenti sampai di sini. Tetaplah berbuat untuk memberi bukti. Karena esok, ada segudang lahan kebaikan yang siap dieksekusi. Inilah hari dimulainya pembuktian seusai Idul Fitri.
Akan menjadi lebih baik dengan aksi. Atau tetap begitu saja dengan segudang janji. Selamat mengisi kembali diri yang sudah fitrah dengan amalan ibadah dan amal soleh yang menjadikan kita lebih baik lagi.
SELAMAT IDUL FITRI - Mohon Maaf Lahir Batin. Salam literasi #IdulFitri #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka