Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Momen Idul Fitri dan Hardiknas Berujung pada Pendidikan yang Memaafkan

2 Mei 2022   11:59 Diperbarui: 2 Mei 2022   16:05 2051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah murid mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN Duren Tiga 09 Pagi, Jakarta, Selasa (8/2/2022).| ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj

Pendidikan yang memaafkan menjadi penting hari ini. Untuk lembaga pendidikan, guru, atau siswa sekalipun. Bahwa pendidikan sebagai proses penting dalam membentuk karakter manusia. Agar tercipta manusia yang berkualitas iptek dan imtak. 

Pendidikan yang mampu menghadirkan karakter 1) kebaikan hati (agreeableness) yang menonjol. 2) lebih peduli orang lain (tender-mindedness), 3) rendah hati (humility), 4) murah hati (altruism), dan 5) ramah (compliance). 

Karakter itulah yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik pribadi yang berani memaafkan. Seperti kisah Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan kemurahan hatinya atas seorang warga Madinah yang matanya buta dan beragama Yahudi.

Sekalipun orangtua si buta selalu saja mencercanya, Nabi tetap saja menyuapi si buta dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Sesuai anjuran Surat Ali Imran (QS 3:159), yang artinya "Maafkanlah mereka, mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarah-lah dengan mereka."

Maka momen Idul Fitri dan Hari Pendidikan Nasional ini menegaskan kian pentingnya pendidikan karakter. Bukan hanya pendidikan yang mencerdaskan intelektual. Pendidikan yang berani meminta maaf dan memberi maaf. Apa pun alasannya dan siapa pun pelakunya. 

Pendidikan yang mengajarkan pentingnya memaafkan. Karena dalam beningnya hati, pasti ada secuil benih rasa benci. Dalam santunnya ucapan, pasti ada hal menyinggung perasaan. 

Dalam bijaknya sikap pun pasti ada khilaf yang terjadi. Agar pendidikan tidak lagi bertumpu pada kecerdasan tapi keteladanan. Pendidikan yang menjadi basis pengembangan karakter dan emosional manusianya.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati pun, saya memohon maaf lahir batin. Atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah terjadi. Selamat Idul Fitri dan Selamat Hari Pendidikan Nasional. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun