Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedikit Ulasan Soal CSR untuk Taman Bacaan

23 April 2022   00:33 Diperbarui: 23 April 2022   00:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Alhamdulillah, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka pada tahun 2022 ini, seluruh aktivitas taman bacaan dan kegiatan literasi yang diprogramkan dibiayai oleh para sponsor CSR (Corporate Social Responsibility) korporasi yang terdiri dari" 1) Bank Sinarmas, 2) PertaLife Insurance, 3) Aosiasi DPPL, dan 4) Pacific Life Insurance. Ini pula kali pertama, TBM Lentera Pustaka disponsori CSR oleh 4 perusahaan/lembaca swasta. Karena di tahun-tahun sebelumnya hanya 3 perusahaan yang berkontribusi.

Lalu untuk apa bantuan CSR untuk taman bacaan?

Terus terang secara operasional, TBM Lentera Pustaka membutuhkan dana minimal Rp. 60 juta per tahun untuk menjalankan aktivitas taman bacaan dan program literasi-nya. Diantaranya adalah membayar honor wali baca, event bulanan dan jajanan kampung gratis, membayar listrik + wifi, membeli buku, makan siang relawan seminggu sekali, event tahunan seperti 17 Agustusan dan Festival Literasi Gunung Salak, dan event lainnya yang tidak terduga. Jadi, tidak bisa dipungkiri. Bahwa sekalipun bersifat sosial, taman bacaan pasti membutuhkan biaya operasional untuk menjalankan aktivitas dan program literasi sesuai dengan yang ditetapkan setiap tahunnya.

Nah, ada satu hal yang selalu dihindari TBM Lentera Pustaka. Yaitu sekalipun bersifat sosial, taman bacaan tidak boleh dikelola dengan asal-asalan, kesannya tidak profesional. Pengelola-nya terkesan tidak serius, taman bacaannya kadang buka kadang tidak. Anak-anak yag membaca tidak bertambah, lalu koleksi bukunya pun minim. 

Alasannya klasik, karena tidak ada dananya dan selama ini seluruh biaya ditanggung dari kocek pribadi pengelola taman bacaan. Atas dasar itu, TBM Lentera Pustaka setiap tahun menyodorkan proposal CSR kepada perusahaaan swasta untuk terlibat dan mau mendonasikan "sedikit dana CSR" ke taman bacaan.

Zaman begini, jujur saja, sangat tidak mungkin aktivitas sosial di taman bacaan tidak membutuhkan biaya. Pasti ada biaya-nya. Apalagi pegiat litetasi yang mengelola taman bacaan sebisa mungkin "dilarang" mengeluarkan uang dari kantong pribadinya. Karena pegiat literasi sudah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk taman bacaan. Bila ditambah mengeluarkan uang ssendiri, maka itulah tanda-tanda taman bacaan akan "mati suri" atau "kepayahan" dalam menjalankan aktivitas dan program literasinya. 

Atas alasan itulah TBM Lentera Pustaka selalu berjuang setiap tahun untuk mencari dan menawarkan proposal CSR kepada perusahaan swasta. 

Selama ini, setidaknya ada 5 proposal yang dikeluarkan dan dikirimkan ke perusahaan atau lembaga swasta. Dan alhamdulillah, sejak berdiri tahun 2017 hingga kini, TBM Lentera Pustaka selalu sponsor CSR korporasi untuk biaya operasional dan programnya. Sehingga tidak alasan, pegiat literasi tidak aktif atau malas-malasan. Karena seluruh biaya operasional sudah tersedia dari CSR. 

Maka tinggal menjalankan program literasi dan aktivitas taman bacaan dengan baik, kreatif, dan menyenangkan. Sebagai pertanggungjawaban ke mitra CSR korporasi yang sudah "rela" mendoasikan sejumlah dana ke taman bacaan. 

Aktivitas taman bacaan harus berjalan aktif dan reguler. Pegiat literasi dan relawan harus berjiwa "spartan" untuk menjalankan program literasi yang sudah ditetapkan. Karena semuanya, harus dilaporkan ke perusahaan swasta yang ber-CSR ke TBM Lentera Pustaka.

Atas pengalaman CSR di taman bacaan itu, ada pertanyaan. Bagaimana memperoleh CSR dari perusahaan swasta ke taman bacaan?

Maka berdasarkan pengalaman TBM Lentera Pustaka yang selalu disponsori CSR selama 5 tahun ini (2017-2022), dapat dikatakan ada 5 tips taman bacaan memperoleh bantuan CSR adalah sebagai berikut:

1. Pastikan aktivitas taman bacaan selalu aktif dan memiliki kinerja yang dapat dinilai pihak swasta memang layak mendapatkan bantuan CSR.

2. Selalu ber-promosi dan mempublikasi aktivitas taman bacaannya di media sosial, sehingga saat pihak swasta mengecek dengan mudah bisa ditemukan.

3. Perkuat relasi dan hubungan baik dengan pihak swasta yang peduli terhadap aktivitas taman bacaan. Memang tidak mudah membangun relasi tapi harus dimulai agar pihak swasta pun yakin akan kinerja dan reputasi pengelola TBM.

4. Siapkan kontraprestasi atau benefits perusahaan swasta bila ber-CSR di taman bacaan. Ketahuilah, zaman begini tidak ada orang atau pihak swasta yang mau mengeluarkan biaya atau memberi bantuan CSR tanpa ada benefits-nya. Cari jawaban, apa untungnya saya ber-CSR di taman bacaan Anda?

5. Jangan lupa laporkan setiap aktivitas taman bacaan secara reguler (bulanan/triwulanan) kepada pihak swasta yang memberi bantuan CSR. Sebagai bukti profesionalisme dan transparansi pengelola taman bacaan kepada pemberi CSR.

Apa poin pentingnya? Bahwa taman bacaan di era digital begini tidak mungkin lagi "menutup diri" dari pengaruh pihak lain. Taman bacaan di mana pun harus membuka diri untuk berkolaborasi dengan siapa pun. Pihak swasta yang mau CSR, donatur buku, atau lembaga lain yang peduli literasi dan taman bacaan. Maka, pegiat literasi di taman bacaan harus berani "jual diri" untuk berkolaborasi. Kolaborasi di taman bacaan adalah keniscayaan. Kolaborasi mutlak dibutuhkan taman bacaan.

Nah sebagai pelengkap, taman bacaan pasti dipertimbangkan untuk diberikan CSR oleh pihak swasta, apabila 1) pengelola dan pegiat literasi taman bacaan bekerja sepenuh hati, bukan setengah hati, 2) pastikan anak-anak yang membaca banyak dan bertambah dari waktu ke waktu, 3) koleksi buku pun jumlahnya memadai, dan 4) membuat laporan khusus manfaat kehadiran taman bacaan, apa pun bentuknya. 

Adalah keharusan, perusahaan swasta apalagi BUMN untuk menyisihkan sekitar 3% dari pendapatan tahunan-nya untuk CSR.  CSR itu wajib bagi perusahaan swasta, di samping menjadi bukti tanggung jawab sosial yang harus direalisasikan. Tapi masalahnya, ke mana dana CSR itu dialokasikan? Nah karena itu, taman bacaan harus membuktikan kepada perusahaan swasta, kenapa taman bacaan layak dibantu CSR oleh mereka? Tentu jawabnya, lihat dan pelajari aktivitasnya, kinerjanya, promosinya, dan benefits-nya.

Ituah sedikit ulasan tentang CSR ke taman bacaan. Kenapa kami harus salurkan CSr ke taman bacaan Anda? Silakan dijawab. Salam literasi #CSRTamanBacaan #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun