Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

4 Sebab Pegiat Literasi Sering Terpenjara Pikiran Sendiri

25 Februari 2022   08:09 Diperbarui: 25 Februari 2022   08:13 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Tidak berani, saat segala yang baik tidak berani dijalankan. Merasa terlalu banyak kendala sehingga tidak berani untuk mencoba lagi, tidak berani memulai dengan cara yang berbeda. Taman bacaan ingin menambah koleksi buku tapi tidak berani bertanya atau membuat proposal ke lembaga yang berpotesni memberinya?

Terpenjara pikiran sendiri sehingga sering bilang "tidak mungkin tidak bisa, tidak mau, tidak berani". Seperti banyak orang, pegiat literasi di taman bacaan sering terpenjara pikiran sendiri. Maka sejatinya, musuh taman bacaan atau pegiat literasi itu bukan ada di luar. Bukan orang lain yang tidak suka, melainkan diri sendiri. Akibat pikirannya pesimis, negatif, dan terlalu sering bilang "tidak mungkin". Akhirnya ya begitu-begitu saja atau begini-begini saja. Jadi frustrasi sendiri.

Sekadar berbagi pengalaman, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor sejak didirikan pada November 2017 pun hanya punya 14 anak yang bergabung. Bukunya pun hanya 600 buku bacaan. Tidak punya relawan dan tidak satu pun anak yang terbiasa membaca buku sebelumnya. Tapi kini setelah 5 tahun berjalan dan dengan mengembangkan model "TBM Edutainment", TBM Lentera Pustaka kini sudah menjalankan 13 program literasi, yaitu: 1) TAman BAcaan (TABA) dengan 140 anak pembaca aktif usia sekolah yang berasal dari 3 desa, setiap anak pun mampu membaca 3-8 buku per minggu per anak, 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai sekolah, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 33 ibu-ibu anggota, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng) melalui celengan, 10) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali, 11) LITFIN (LITerasi FINansial) sebagai edukasi keuangan, dan 12) LIDAB (LIterasi ADAb) untuk mengajarkan akhlak dan kesantunan, serta 13) MOBAKE (MOtor BAca KEliling) yang beroperasi seminggu 2 kali. Dari tadinya tidak punya relawan, kini ada 18 relawan yang membantu. Tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan literasi di TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. TBM Lentera Pustaka boleh dibilang taman bacaan paling komprehensif di Indonesia, selain paling aktif dalam menggelar aktivitas literasi secara rutin. Semua itu terjadi karena selalu optimis, berpikir positif, dan selalu kreatif mencari cara untuk mengembangkan taman bacaan.

Alhadil,pada tahun 2021, TBM Lentera Pustaka pun meraih berbagai penghargaan, diantaranya: 1) Terpilih "Jagoan 2021" dari RTV (Des 2021), 2) Sosok Inspiratif Spiritual Journey dari PLN (Okt 2021), 3) Terpilih "31 Wonderful People 2021" dari Guardian Indonesia (24 Sept 2021), 4) Terpilih "Ramadhan Heroes" dari Tonight Show NET TV (6 Mei 2021), dan 5) Terpilih program "Kampung Literasi 2021" dari Dit. PMPK Kemdikbud RI (14 Nov 2021).

Jadi siapa pun dan pegiat literasi, sudah sepantasnya menjauh dari terpenjara pikiran sendiri. Jangan terlalu membatasi diri sendiri apalagi bertindak pesimis. Niatkan yang baik dan ikhtiar yang optimal untuk mencapai tujuan. Bila sudah, percayalah ada kekuatan "langit dan Ilahi" yang siap bekerka untuk kebaikan di taman bacaan. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun