Innalillahi wainnailaihi roojiiuun. Telah berpulang ke rahmatullah pada Ahad (20 Februari 2022), Ibu Hj. Nelly Husnayati dalam usia 62 tahun. Seorang tokoh asuransi jiwa di Indonesia yang penuh loyalitas dan sangat militan. Hingga akhir hayatnya pun didedikasikan untuk asuransi jiwa. Semoga almarhumah husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Beliau orang baik, dan saya menyebutnya sebagai tokoh pedagodik asuransi jiwa yang luar biasa.
.
Mungkin siapa pun yang mengenalnya, pasti punya kenangan dan cerita sendiri tentang beliau. Dan saya menulis ini untuk kenangan. Sebuah catatan kecil seorang "anak buah" untuk salah satu gurunya. Adalah tahun 2001, saya mulai mengenal beliau saat bekerja di perusahaan asuransi jiwa asal Kanada. Kantornya di Cikini. Saat itu, saya mengenal beliau bukan hanya sebagai pimpinan. Tapi seorang sosok perempuan yang berjuang untuk kemajuan perusahaan. Bahkan sangat religius, yang saya tahu hampir tiap bulan puasa, beliau selalu pergi umroh. Di kantor pun, wara-wiri ke mana-mana, seperti tidak pernah lelah. Apa pun acaranya, selalu ada Ibu Hj. Nelly Husnayati. Beliau sangat cair dan bersahabat namun tegas.
Kepergian beliau, banyak orang merasa kehilangan termasuk industri asuransi jiwa. Beliau pantas disebut "tokoh pedagodik" asuransi jiwa. Orang yang begitu "tuff" dalam mendidik anak buah atau tim-nya. Ibaratnya kalau bisa pasang 1.000, kenapa harus pasang 500? Ilmu pedagogik asuransi jiwa. Tentang cara mendidik dari seorang guru agar murid dapat mengembangkan potensi, skills, dan kompetensi secara optimal. Ibu Nelly, mampu melatih dan mengembangkan mental dan keterampilan anak buahnya. Untuk mencapai target yang paling tinggi. Kata beliau dulu, "kejar dream plan, jangan hanya company plan".
Semasa sekantor dengan beliau, beliau pernah jadi atasan langsung. Tiap minggu meeting, dan selalu ditanya apa yang sudah dicapai dan mau apa besok? Semuanya harus detail lalu berdiskusi untuk mencari jalan yang paling oke. Di banyak event, saya pun sering mendampingi beliau. Prinsipnya, asal sudah dikerjakan yang terbaik maka beliau akan back up 100%. Dia pernah bilang, "bila sesuatunya sudah sesuai plan, jalankan. Saya akan hadir". Dan tentu, selalu ada pasang-surut dalam tiap hubungan atasan dan bawahan. Terkadang dimarahi, terkadang dipuji, bahkan diskusi berlama-lama. Tapi itu semua, bukti bahwa Ibu Nellly memang tokoh pedagodik asuransi jiwa. Semua yang dilakukannya pasti bernilai pendidikan, bisa jadi pelajaran untuk siapa pun.
Dalam banyak kesempatan, saya sering berdiskusi dengan beliau. Atau sekedar ngobrol hal-hal kecil dan sederhana. Apa pun yang menjadi tanggung jawabnya, ada totalitas yang selalu diperagakan beliau. Ibu Nelly, bukan hanya atasan. Tapi juga seorang guru yang memberi banyak pelajaran. Sebagai kawan diskusi yang baik. Bahakn mampu jadi orang tua yang selalu memperhatikan. Menurut saya, di tangan Ibu Nelly-lah, tradisi pedagogik untuk selalu belajar dan meningkatkan kapasitas diri bisa digembleng. Siapa pun yang pernah bekerjasama dengan beliau pasti bisa merasakannya. Tentu, dalam persfektif yang berbeda-beda.
Pedagodik itu ilmu langka. Mengajak bekerja tapi sambil mendidik. Menyuruh berjuang tapi sambil berlatih. Ibu Nelly paham betul, bagaimana mendidik anak buah dengan caranya. Tujuannya sederhana, agar tercipta iklim kerja yang kondusif dan kompetitif. Agar siapa pun yang menjadi bagian dari tim beliau, tetap mampu berkiprah lebih optimal dan bernilai tambah.
Memang saya tidak sedekat kawan-kawan lain. Tapi sebagai mantan anak buah, saya pun mendapat pengaruh baik dari beliau. Apa arti loyalitas dan dedikasi terhadap profesi, bagaimana berjuang keras untuk bisa maju bersama, dan militansi yang kokoh dalam menjalankan pekerjaan. Jujur saya bisa petik dari beliau. Banyak nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dari beliau. Karena itu, saya mendoakan agar almarhumah Ibu Hj. Nelly Husnayati diterima segala amal ibadahnya, diampuni dosa dan kesalahannya serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Semoga keluarga yang ditinggalkan pun diberi ketabahan, amiin.
Ibu Nelly, memang tidak akan membaca tulisan ini. Karena ini hanya sekadar in memoriam Ibu Nelly. Tapi sepeninggal beliau ada pesan. Bahwa di kantor, harus  ada kemauan untuk belajar dan maju bersama. Tentu, dengan dukungan loyalitas dan militansi yang konsisten. Kantor sebagai tempat menempa diri, untuk melatih mentalitas dan kompetensi yang semakin baik dari hari ke hari. Kantor bukan hanya tempat kerja tapi tempat pendidikan. Pedagodik pun ada di kantor, ada di asuransi jiwa.
Maka in memoriam Ibu Hj. Nelly Husnayati. Saya hanya ingin mengenang beliau. Sebagai sosok yang pedagogis dalam pekerjaan. Bahwa untuk bisa maju itu harus berani belajar dan memperbaiki diri. Dari Ibu Nelly, ada nilai-nilai pendidikan yang bisa diraih, seperti: 1) selalu ramah dan berbuat baik kepada siapa pun, 2) tetap rajin ibadah saat pangkat setinggi apa pun, 3) loyal dan militan saat berkiprah, dan 4) selalu sabar dan kuat dalam keadaan apa pun.Â
Terima kasih Ibu Nelly atas ilmu dan didikannya selama ini. Saya bersaksi Ibu Nelly orang baik. Semoga Ibu husnul khotimah. Ini hanya sepenggal tulisan yang bisa saya baca kembali tentang Ibu suatu saat nanti. Insya Allah, doa-doa indah selalu terlantunkan untuk Ibu, doa dari mantan anak buah untuk sang guru teladan. Selamat jalan Ibu Nelly ... #TokohPedagogikAsuransiJiwa #InMemorianIbuNelly
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H