Katanya, surga itu lebih nikmat daripada dunia dan seisinya. Maka semua orang ingin masuk surga. Tapi sayang, ladang amal di depan mata maish enggan dilakukan. Kebaikan di depan justru dijauhi. Gemar pada pikiran dan perilaku buruk, gagal memaafkan kesalahan orang lain. Bahkan sulit mengubah niat baik jadi aksi nyata. Baik itu bukan di media sosial, bukan pula di balik dinding rumah mewah. Â Tapi baik itu ada di perilaku baik. Seberapa bermanfaat untuk orang lain? Khoirunnaass ana'uhum linnaass. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Â
Baik itu literat. Maka berbuat baiklah sekarang, sekalipun di taman bacaan. Dan ketahuilah, doa terbaik itu ya perbuatan baik. Bukan doa di rumah ibadah tapi pikiran dan perilaku masih tetap buruk dan penuh kebencian. Karena hari ini, berapa banyak orang yang menyesal dalam hidupnya. Bukan karena perbuatan baik yang dilakukan, melainkan karena ucapan dan pikiran buruknya.Â
Ketahuilah, siapa pun yang sudah berniat dan ikhtiar baik. Maka, akan dipertemukan dengan hal-hal baik, orang-orang baik, tempat-tempat baik, dan kesempatan-kesempatan untuk berbuat baik. Dan terakhir, bila belum mampu mengerjakan perbuatan baik. Maka menganjurkan baik pun sudah cukup.Â
Literat itu berbuat baik. Maka jangan pernah menyesal berbuat baik, jangan pernah menyesal berada di taman bacaan. Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H