Dan nrimo atau menerima itu bukan pasrah. Karena nrimo harus didahului ikhtiar. Usaha dulu. Tapi bila tidak cocok, ya mau apalagi. Apapun hasilnya harus nrimo. Tetap ikhlas dan jangan lupa bersyukur. Sekali lagi, karena apa pun yang terjadi pasti baik dan atas izin Allah SWT. Bukan sebaliknya, justru menuding orang lain, apalagi menyalahkan Allah SWT.
Ada manusia yang hidupnya ingin seperti orang lain. Itu terjadi karena gagal nrimo, tidak mampu menerima realitas kehidupan. Tapi di saat yang lain, dia percaya. Katanya hidup manusia itu sudah ada yang atur. Lalu, kenapa sulit menerima kenyataan?
Â
Nrimo, maka terimalah. Apa pun yang terjadi, apa pun keadaannya. Karena semuanya sudah pantas untuk kita dan atas izin Allah SWT. Bahwa anugerah yang dicari itu ada pada diri sendiri, Bukan berada di orang lain. Tidak perlu memaksa apaa pun yang tidak penting. Apalagi memaksa kehendak kepada orang lain. Dan akhirnya, dari dari sekian banyak pikiran dan rencana hebat manusia. Pilihan terbaik adalah sikap nrimo, menerima apa pun yang terjadi. Karena lebih baik nrimo daripada nelongso. Jadilah literat! Salam literasi #TamanBacan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H