Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Taman Bacaan, Kenapa Cari yang Tidak Dimiliki?

27 Januari 2022   16:45 Diperbarui: 27 Januari 2022   16:46 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persis seperti saya, saya punya rumah dan dijadikan taman bacaan. Maka itulah yang saya syukuri dan saya jalankan sepenuh hati, Terserah apa kata orang lain. Karena jadi pegiat literasi dan berkiprah di taman bacana pun bagian dari anugerah Allah SWT. Itulah yang saya punya dan saya tidak mencari yang saya tidak punya. Tapi sayang, banyak orang tua atau orang lain masih tidak peduli kepada taman bacaan. Apa susahnya menyuruh anak-anak untuk membaca. Toh tidak bayar, tidak perlu beli buku atau tidak perlu mendirikan taman bacaan. Jadi syukuri saja yag ada dan bantulah apa yang bisa dilakukan agar anak-anak gemar membaca. Bukankah kita tidak perlu mendirikan sekolah untuk bisa mengajarkan anak-anak agar belajar?

Si kawan yang kaya pun terhenyak mendengar kisah itu. Dia merasa sadar akan kesalahannya selama ini. Kenapa jadi gelisah dan tidak nyenyak tidur?  

 

Karena jawabnya, "Selama ini aku kurang bersyukur dalam hidup. Hanya mencari yang belum aku miliki lalu lupa syukur dan berbagi atas segala anugerha yang sudah aku miliki". 

Jadi, itulah jawaban atas kegelisahan yang selama ini dirasakan si kawan yang kaya.  Sebagai pelajaran yang berharga. Bahwa "Nikmat dan kebaikan Allah SWT telah dicurahkan begitu banyak kepada setiap orang. Dan porsinya sangat pantas untuk siapapun. Tapi sayang, banyak orang masih saja sibuk mencari, mencari, dan mencari yang belum dimiliki. Atau belum tentu ada untuknya.

Kita sering lupa. Gelisah tidak akan pernah datang kepada mereka yang kurang bersyukur. Bahagia itu omong kosong tanpa syukur dan berbagi kepada orang lain. Hargailah apa yang sudah dimiliki saat ini. Syukuri sekecil apapun nikmat yang telah Allah SWT, apapun alasannya. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun