Taman bacaan masih jadi jalan sunyi. Belum banyak orang yang peduli atau melirik aktivitas membaca anak-anak. Karena itu, taman bacaan di mana pun harus lebih kreatif. Untuk mengundang banyak tamu dan berkegiatan di taman bacaan.Â
Spirit itulah yang dipegang Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Selalu menggelar event atau aktivitas literasi tiada henti. Alhasil pada tahun 2021 lalu, TBM Lentera Pustaka mencatat ada 40 event literasi setahun. Atau rata-rata ada 3,3 event setiap bulan.
Selain untuk memotivasi anak-anak pembaca aktif, event yang digelar di taman bacaan pun dapat menjadi sarana mensosialisasikan aktivitas literasi kepada publik.Â
Di samping mampu menghadirkan tamu-tamu yang peduli taman bacaan. Lebih dari itu, sepanjang tahun 2021 pula, TBM Lentera Pustaka mendapatkan donasi buku/barang mencapai 77 donasi atau rata-rata 6,4 donasi yang diterima dalam sebulan.Â
Jumlah donasi buku yang diterima mencapai 4.331 buku atau sekitar 360 buku per bulan yang dikirimkan. Jika divaluasi, nilai donasi itu setara dengan Rp. 41.879.000,-.
"Di era digital yang kian individualis begini, taman bacaan memang harus kreatif. Selalu cari cara untuk bikin event dan mengundang tamu untuk datang ke taman bacaan. Entah ber-CSR, memotivasi anak-anak, launching buku atau lainnya. Itulah spirit yang dipegang TBM Lentera Pustaka. Agar ada gairah dan energi bersosial di taman bacaan" ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka (13/1/2022).
Seperti kemarin, TBM Lentera Pustaka pun "kedatangan tamu" fotografer Harian Republika yang meliput aktivitas pembelajaran GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) TBM Lentera Pustaka.Â
Tentu, untuk publikasi aktivitas pemberantasan buta huruf yang diikuti kaum ibu. Begitu pula, Komunitas Kabupaten Bogor Mengajar (KBM) melalui program "Aku, Kamu dan Belajar" pun siap menggelar kegiatan bermain sambil belajar (Fun Learning) di TBM Lentera Pustaka pada Sabtu, 15 Januari 2022.
Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera untuk mengenang pahlawan yang gugur dalam pertempuran Laut Aru dalam merebut Pulau Papua dari Belanda, KBM membuat event bertemakan "Nasionalisme" dan dihadiri 20 aktivisnya untuk menggelar permainan tradisonal, mewarnai, membaca puisi dan dongeng, dan tebak lagu nasional.
Menggelar event di taman bacaan berarti mengundang tamu. Selain silaturahim, event di taman bacaan pun dapat menjadi bukti kepedulian sosial masyarakat terhadap aktivitas literasi dalam meningkatkan kegemaran membaca anak-anak Indonesia di tengah gempuran era digital.Â
Selain menyambung persaudaraan, event taman bacaan pun dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki siapapun yang terlibat di dalamnya. Itulah hikmah di taman bacaan.
Sementara di luar sana, banyak orang telah kehilangan waktu. Terlena duduk di kafe-kafe, pergi dan pulang di waktu gelap ke kantor, hingga berlama-lama dalam canda-tawa. Sibuk di setiap waktu lalu lupa menebar manfaat kepada sesama, apalagi berkunjung ke taman bacaan. Hingga "rumah kebaikan" dan tamu yang baik pun kehilangan batas defitifnya. Perbuatan baik jadi lebih elastis dan bias makna. Tamu pun kehilangan makna substansinya. Maka menggelar event dan bertamu ke taman bacaan, jadi penting untuk terus didengungkan. Kepada siapa pun hingga kapan pun.
Asal tetap hati-hati. Di taman bacaan, jangan sampaimenjadi tamu di hari pertama. Tapi menjadi beban di hari kedua, dan menjadi lawan di hari ketiga. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H