Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Slilit Pegiat Literasi, Kenapa Dilarang Masuk Surga?

12 Januari 2022   18:53 Diperbarui: 12 Januari 2022   19:02 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Seperti di media sosial. Biar tekor asal kesohor. Orang-orang yang berjuang keras untuk meraih popularitas. Biar dianggap punya gaya hidup, semuanya dipertruhkan. Agar disebut orang keren dan mentereng. Tapi sayang, hanya di media sosial. Sebatas kamuflase saja. Senang pada sensasi, lupa pada prestasi dan substansi. 

Slilit di taman bacaan. Kian aneh saja bila tidak membaca buku. Saat ada kupu-kupu di rumah, dibilang akan ada tamu yang datang. Bila ada bunyi burung hantu, katanya akan ada orang yang meninggal dunia. Semuanya seperti slilit. Agama punya, iman ada tapi hidupnya mengandalkan logika. Terlalu percaya pada otak bukan hati.

Maka taman bacaan di mana pun, pegiat literasi siapa pun. Berjuanglah agar tidak ada slilit. Praktik yang bertolak belakang dengan cita-cita. Perilaku yang tidak sepadan dengan tujuan. Intinya, niat dan aksi nyata harus sama. Bila taman bacaan perbuatan baik, maka kerjakanlah. Bila pegiat literasi misi sosial yang mulia, maka lakukanlah sepenuh hati. Apapun keadaanya, tetaplah ikhtiar baik. 

 

Slilit hanya menegaskan. Tidak ada orang baik yang tidak punya masa lalu. Tidak ada orang jahat yang tidak punya masa depan. Maka hindari pujian atau cacian, tetaplah kerjakan perbuatan baik di mana pun, termasuk di taman bacaan. Jangan terbuai dengan masa lalu dan keadaan. Karena hari ini hanya dibutuhkan kesadaran dan kebijaksanaan. Untuk berbuat dan menebar manfaat kepada orang lain. 

 

Slilit di taman bacaan. Bahwa "ADA HAL KECIL DI DUNIA TAPI BESAR DI AKHIRAT". Jangan di balik, mengejar yang besar di dunia tapi kecil di akhirat. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun