Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Taman Bacaan Tidak Mungkin Bikin Semua Orang Senang, Kenapa?

4 Januari 2022   07:05 Diperbarui: 4 Januari 2022   07:18 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

3. Sebaik-baik orang itu yang paling bermanfaat untuk orang lain. Nah, taman bacaan itu sediakan akses bacaan anak-anak. Tetaplah berbuat baik dan menebar manfaat di taman bacaan. Bahwa ada orang yang benci dan tidak suka tentu bukan urusan taman bacaan. Itu urusan si orang yang membenci, karena ada masalah pada dirinya.

4. Selalu ada respon negatif pada tiap kebaikan yang ditebarkan. Bila terjadi di taman bacaan, biarkanlah dan tidak usah digubris. Karena hambatan memang selalu ada di mana saja. Tidak usah dibalas orang-orang yang benci, tetaplah berbuat baik di taman bacaan.

5. Jangan buang-buang waktu untuk memikirkan apa yang orang lain katakana tentang taman bacaan. Toh mereka tidak membantu apapun lalu kenapa harus dipedulikan. Teruslah bergerak dan berkreasi untuk mengembangkan taman bacaan. 

Jadi, tidak usah membuat semua orang senang pada taman bacaan. Lagi pula, tugas pegiat literasi adalah menghidupkan taman bacaan. Dan tugas orang lain adalah membenci dan mengganggunya. Itulah titik hitam yang masih terjadi di gerakan literasi di Indonesia. Apalagi bila taman bacaan kian maju, pasti dan selalu saja ada yang tidak suka. Kan tidak ada orang yang sempurna? Maka taman bacaan tugasnya hanya terus berkiprah.

 Taman bacaan di mana pun, lebih baik fokuskan energi untuk hal-hal yang produktif. Fokus pada aktivitas literasi yang bermanfaat untuk memperbaiki keadaan masyarakat. Sangat tidak mungkin, taman bacaan bisa menyenagkan semua orang. Apalagi untuk mereka yang tidak peduli pada taman bacaan.

Maka, stop. Taman bacaan ada bukan untuk menyenangkan semua orang. Tapi untuk menegakkan tradisi baca masyarakat di tengah gempuran era digital. Berpikirlah untuk memajukan taman bacaan itu sendiri. Tanpa perlu menggubris orang-orang yang tidak suka pada taman bacaan. Taman bacaanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. Maka kerjakanlah sebaik-baiknya, bukan sejahat-jahatnya. 

Karena baik itu dikerjakan, bukan diharapkan. Manfaat pun harus dikejar, bukan ditunggu.  Namun bila sudah berbuat baik di taman bacaan masih ada yang membenci? Maka katakan pada mereka, emang elo siapa? Itu sudah cukup. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun