Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

People of the Year Taman Bacaan, Liputan RTV Mengangkat Kisah Pejuang Literasi di Kaki Gunung Salak Bogor

20 Desember 2021   08:02 Diperbarui: 20 Desember 2021   08:03 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Taman Bacaan Lentera Pustaka

Harus diakui, selalu saja ada orang-orang yang baik di negeri ini. Mereka yang berjuang untuk membantu orang lain. Jatuh bangun berbakti secara sosial. Salah satunya melalui aktivitas literasi di taman bacaan. Sebuah kisah menegakkan tradisi baca, menekan angka putus sekolah, memberantas buta aksara, memutus angka pernikahan dini, dan akhirnya mampu memberdayakan masyarakat dengan sepenuh hati dan konsisten. Hingga kini, tetap berkiprah untuk kebaikan masyakarat suatu daerah.

Atas spirit itulah, RTV (Rajawali TV) melakukan liputan "People of the Year 2021" yang dilakukan Syarifudin Yunus, Pendiri Taman Bacaan Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor (19/12/2021). Seorang pejuang literasi yang menjadikan rumahnya sebagai taman bacaan untuk memberi akses bacaan kepada ratusan anak usia sekolah dari keluarga prasejahtera yang terancam putus sekolah. Berbakti sosial untuk masyarakat yang lebih berdaya di era digitral, di era yang kian kompetitif.

     

Kiprah sosial Syarifudin Yunus ini yang mendasari RTV mengangkat sosoknya menjadi "People of the Year 2021". Dari awalnya hanya memiliki 14 anak kini menjadi 160 anak pembaca aktif. Dari hanya 600 buku menjadi  7.000 koleksi buku. Dari tidak punya relawan kini memiliki jadi 22 relawan. Dari kondisi anak-anak yang tidak punya tradisi membaca kini mampu "melahap" 3-10 buku per minggu per anak. Bahkan dari tadinya hanya 1 program kini memiliki 12 program literasi. Sebuah perjalanan yang tidak mudah dalam menegakkan budaya literasi di masyarakat.

Dikomandoi Rida (Reporter) dan 2 kameramen, crew RTV meliput langsung aktivitas Syarifudin Yunus di Taman Bacaan Lentera Pustaka. Mulai dari menyambut anak-anak yang datang ke taman bacaan, membimbing kegiatan membaca anak-anak, memotivasi pentingnya membaca buku hingga peluncuran buku series Covid-19 mahasiswa Unindra. Selain itu, aktivitas angklungan sebagai seni budaya tanah Sunda diperagakan anak-anak, aktivitas jajanan kampung gratis untuk melatih antre, aktivitas berantas buta aksara kaum ibu, hingga mengkoordinir para relawan untuk berbakti di taman bacan. Dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 14.00 WIB, crew RTV meliput tiap aktivitas literasi di TBM Lentera Pustaka.

Liputan RTV di TBM Lentera Pustaka ini pun jadi momen pentingnya membangun kepedulian sosial khususnya tradisi baca dan budaya literasi di tengah gempuran era digital seperti yang dilakukan Syarifudin Yunus, yang sehari-harinya berprofesi sebagai dosen FBS Unindra sekaligus kandidat doctor taman bacaan dari Pascasarjana Unpak Bogor. Sebuah praktik baik di taman bacaan yang lebih berdaya dan memberi dampak sosial yang positif.

Patut diketahui, Taman Bacaan Lentera Pustaka yang didirikan Syarifudin Yunus, kini menjalankan 12 program literasi  yang terdiri dari: 1) TABA (TAman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya) dengan waktu baca 3 kali seminggu, 2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 warga belajar buta huruf agar terbebas dari belenggu buta aksara, 3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah, 4) YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni dan 4 diantaranya dibeasiswai, 5) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut, 6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel, 7) KOPERASI LENTERA dengan 33 ibu-ibu anggota koperasi simpan pinjam agar terhindar dari jeratan rentenir dan utang berbunga tinggi, 8) DonBuk (Donasi Buku), 9) RABU (RAjin menaBUng), 10) LITDIG (LITerasi DIGital) untuk mengenalkan cara internet sehat, 11) LITFIN (LITerasi FINansial), dan 12) LIDAB (LIterasi ADAb) untuk mengajarkan adab ke anak-anak seperti memberi salam, mencium tangan, berkata-kata santun, dan budaya antre. Tidak kurang dari 250 orang menjadi pengguna layanan taman bacaan Lentera Pustaka.

Liputan "People of the Year 2021" dari RTV ini pun melengkapi torehan prestasi Taman Bacaan Lentera Pustaka di tahun 2021 ini yang terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar program "Kampung Literasi Sukaluyu" yang diinisiasi Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI dan Forum TBM. Di samping prestasi Pendiri TBM Lentera Pustaka meraih penghargaan "31 Wonderful People tahun 2021" kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan dari Guardian Indonesia (September 2021) dan "Ramadhan Heroes" dari Tonight Show NET TV (Mei 2021), di samping menjadi sosok inspiratif dalam "Spiritual Journey" PT PLN, salah satu BUMN di Indonesia pada Oktober 2021 lalu.

"Taman Bacaan Lentera Pustaka ini saya dirikan sebagai warisan kepada umat. Agar anak-anak mendapat akses bacaan dan terhundar dari putus sekolah di wilayah ini yang tinggak pendidikan masyarakat-nya 81% sebatas SD. Karena itu, saya apresiasi RTV atas liputan dan mengangkat aktivitas taman bacaan kami. Semoga bisa jadi motivasi bagi anak-anak dan warga serta para relawan Lentera Pustaka yang telah ikhlas membantu saya. Maklum, taman bacaan masih jadi jalan sunyi yang kurang dipedulikan orang" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentara Pustaka di sela liputan.

Dengan liputan RTV di Taman Bacaan Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada tradisi baca anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Ubah niat baik jadi aksi nyata sesuai dengan kemampuan dan kompetensi masing-masing. Untuk menebar kebaikan yang lebih memberdayakan masyarakat dari belenggu kebodohoan dan kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun