Pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan segalanya. Dari normal berubah menjadi abnormal. Dari bergerak jadi mendekam di rumah. Bahkan berapa banyak manusia kehilangan nyawa. Betapa banyak pula anak yang kehilangan orang tuanya. Sambil menegaskan pentingnya arti kesehatan.Â
Maka sebagai ekspresi kum milenial, mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) meluncurkan 3 buku series Covid-19, yaitu buku berjudul 1) "Dipaksa Bertahan", 2) "Menguak Tabir Pandemi Covis-19", dan 3) Akankah Pandemi Covid-19 Berakhir?".
 Ketiga buku Covid-19 ini merupakan hasil perkuliahan Menulis Ilmiah secara daring yang diampu dosen Syarifudin Yunus. Peluncuran buku series Covid-19 dilakukan di TBM Lentera Pustaka kaki Gunung Salak Bogor (19/12/2021) di hadapan 80 anak-anak pembaca aktif.
Buku "Dipaksa Bertahan" menyiratkan suasana batin kaum milenial yang pikirannya terus memberontak di masa pandemc Covid-19. Untuk tetap kuat dalam serangan wabah dan menderita dalam dekapan kuliah dari rumah, sebatas belajar jarak jauh. Tapi ada keyakinan, pandemi akan berakhir.Â
Sambil meyakini bahwa apa yang dialami manusia, adalah atas kehendak-Nya. Dan beban yang dipikul sekarang, tidak akan melebihi kekuatan yang menyertai pula. Siapapun harus tetap kuat dan bertahan sampai semua beban berlalu. Sampai pandemic Covid-19 pergi.Â
Ketiga buku series Covid-19 ini merupakan kuku kumpulan artikel ilmiah mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FBS Unindra. Sebagai realiasasi cara belajar yang beda dalam Menulis Ilmiah. Agar mahasiswa lebih berani menulis dan mampu menuangkan ide dan gagasanya secara ilmiah, berdasarkan data dan fakta. Buku yang lahir sebagai bagian dari proses menulis ilmiah yang dialami mahasiswa secara langsung, saat perkuliahan.
"Peluncuran tiga buku series Covid-19 ini merupakan karya mahasiswa yang kuliah menulis ilmiah bersama saya. Maka saya ajarkan praktik, bukan hanya teori. Dan di-launching di taman bacaan agar mahasiswa sebagai generasi muda dapat melihat langsung realitas kehidupan masyarakat. Agar kaum muda pun peduli terhadap taman bacaan," ujar Syarifudin Yunus. Dosen Pengampu Menulis Ilmiah FBS Unindra sekaligus Pendiri TBM Lentera Pustaka di Bogor hari ini.
Saat peluncuran buku, para mahasiswa pun berbaur dengan anak-anak taman bacaan. Di samping ikut bermain angklung sebagai seni kearifan lokal tanah Sunda dan melihat langsung aktivitas taman bacaan yang kebetulan diliput oleh RTV. Mahasiswa pun diingatkan bukan hanya penting membaca buku.Â
Tapi harus berani menulis buku. Maka pembelajaran Menulis Ilmiah pun harus dibuktikan melalui karya tulis dan dipublikasikan dalam bentuk buku bacaan. Karena menulis adalah sebuah keberanian, bukan pelajaran. Menulis sebagai proses hanya hasil.
Menurut Syarifudin Yunus yang bertindak sebagai editor menegaskanhadirnya tiga buku series Covid-19 karya mahasiswa ini menjadi cerminan sikap reflektif terhadap cara pandang anak-anak muda tentang Covid-19.