Jadi, bila orang lain salah, apa kamu pasti benar?
Belum tentu. Karena kamu tidak bertanggung jawab terhadap orang lain. Seperti orang lain pun tidak bertanggung jawab kepada kamu. Maka kerjakanlah bagian masing-masing sesuai kaidah dan norma-nya. Bila perlu, perbanyka ikhtiar yang baik. Sambil muhasabah diri, introspeksi diri. Lebih baik mencari apa yang salah dari diri sendir. Bukan mencari salah orang lain.
Tajassus itu mencari-cari salah orang lain, sekaligus mengumbar aib. Mengumbar aib diri sendiri saja dilarang, apalagi mengumbar aib orang lain. Lalu mengorek-ngorek alias kepo atas nama kepedulian. Lupa ya, tajassus itu tergolong dosa besar. Terus, bila orang lain salah. Apa kamu pasti benar?
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka. Karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain" (Al-Hujurat:12). Bahkan Rasulullah SAW bersabda, "Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk. Karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara."
Maka pahamilah. Bila orang lain salah, apa kamu benar?
Sungguh di luar sana, masih banyak anugerah Allah SWT yang patut disyukui dan mengajak siapapun untuk mampu "melihat" kebaikan-kebaikan yang lebih besar dalam hidup. Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H