Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tukang Kebun dan Filosofi Taman Bacaan, Kamu Butuh Apa?

10 Oktober 2021   08:23 Diperbarui: 10 Oktober 2021   08:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan tahun ini, melalui program "Kampung Literasi Sukaluyu" yang Direktorat PMPK Kemdikbudristek RI dan Forum TBM, TBM Lentera Pustaka akan memperkuat perilaku gemar membaca dan budaya literasi masyarakat. 

Kebetulan, TBM Lentera Pustaka Bogor merupakan satu-satunya taman bacaan dari Bogor yang terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar Kampung Literasi tahun 2021.

Filosofi tukang kebung dan taman bacaan. 

Sungguh ada kesamaan. Untuk bertindak sesuai keperluan masing-masing pohonan. Di kebun, siapa pun tidak boleh pakai kaca mata kuda. Seperti di taman bacaan. Sama sekali tidak bisa menilai orang dengan standar diri kita. Belum tentu, apa yang kita piker baik itu baik pula untuk orang lain. Karena senyuman, teguran, sapaan, dan nasihat bisa berbeda arti dan makna di mata masing-masing orang. Pupuk pun berbeda untuk tiap-tiap pohonan di kebun. 

Maka di kebun dan taman bacaan.

Siapa pun hanya butuh sikap saling mengerti. Cukup bertindak sesuai keperluan masing-masing pohon. Tidak ausah berlebihan. Tapi jangan sampai kekurangan. Di kebun, siapa pun bila tidak punya cinta, cukup mengerti saja.

Di kebun, ada satu yang pasti. Bahwa semua pohon harus disuburkan, ditumbuhkan. Sebagai tanda kemanfaatan untuk sesama makhluk-Nya. Karena seperti apa kita memperlakukan-Nya dan makhluk-Nya. Seperti itulah balasan yang akan diterima. Baik atau buruk adalah tergantung kita sendiri. Salam literasi. #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun