Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manusia Tidak Literat, Memang Seberapa Sengsara Hidup di Dunia?

19 September 2021   07:24 Diperbarui: 19 September 2021   07:32 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka begitu pula, spirit yang semestinya ada di taman bacaan, di pegiat literasi. Di mana pun. Untuk tetap bergerak dalam menegakkan tradisi membaca dna budaya literasi masyarakat. Apapun keadaannya. Karena memang jalan di taman bacaan. Tidak selalu lurus dan gampang. Kadang berbelok tajam, terjal, dan mendaki. Selalu ada hambatan dan tantangan. Tapi apapun kondisinya, taman bacaan dan pegiat literasi tidak bisa berhenti atau berbalik arah. Tidak ada jalan lain, selain "melanjutkan perjuangan di taman bacaan". Demi kebaikan dan kemanfaatan orang banyak. 

Manusia sering lupa. Nabi Ayyub itu sepanjang hidupnya penuh cobaan. Mulai dari dilenyapkan kekayaannya. Kehilangan anak-anaknya. Diberi penyakit berates-ratus tahun. Hingga ditinggalkan istri tercintanya. Tapi hebatnya, ia tetap sabar dan bersyukur. Memang sulit meneladani Nabi Ayyub. Tapi dari kisah beliau. Manusia diajarkan untuk sabar dan tetap bersyukur atas keadaaanya. Memang hari, seberapa sengsara sih hidup kita di dunia ini?

Lagi-lagi, jangan tutupi bumi yang luas dengan daun yang kecil. 

Jangan sampai hidup di dunia dilandasi nafsu dan kesenangan semata. Sehingga selalu merasa kurang dan lupa bersyukur. Saat itu terjadi, maka jalan sesat akan ditempuh siapapun. Syukurilah apa yang dimiliki, jangan mengejar apa yang tidak dimiliki. 

Ketahuilah, hal yang paling besar di dunia itu adalah nafsu. Dan yang plking berat di dunia adalah amanah. Maka kendalikanlah keduanya. Tentu dengan memeprebsar rasa syukur dan mendekat kepada-Nya. Bahwa semua yang manusia miliki saat ini adalah anugerah yang sudah pantas. Sudah cukup, tdak kurang dan tidak lebih.

Seperti spirit di taman bacaan. Lebih baik mensyukuri yang ada daripada mengeluhkan yang belum ada. Agar jangan tutupi bumi yang luas dengan daun yang kecil. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #KampungLiterasiSukaluyu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun