Bahwa waktu itu berharga, sulit dibantah dan pasti semua orang setuju. Saking berharganya waktu, banyak orang berpesan untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya. Waktu masih muda, waktu saat bekerja, bahkan waktu di dunia. Untuk apa waktu digunakan? Intinya, jangan menyia-nyiakan waktu. Waktu yang disis-siakan atau terbuang percuma itu lebih berbahaya dari kematian.
Ada benarnya memang. Untuk apa seseorang hidup bila menyia-nyiakan waktu, Waktu yang tidka bermanfaat untuk dirinya sendiri apalagi orang lain. Waktu yang digunakan hanya untuk bersenda gurau, bermain-main atau bahkan hanya megejar dunia semata.
Orang barat bilang "time is money". Ada pula yang bilang "waktu adalah napas yang tidak akan pernah kembali". Semua itu nasihat akan pentingnya memanfaatkan waktu untuk kebaikan. Waktu yang dipakai untuk amalan yang bermanfaat. Waktu di dunia untuk akhirat.
Tapi sayang, saat ini tidak sedikit orang yang gemar menyia-nyiakan waktu. Siang malam hanya dipakai untuk bermain gawai atau menonton TV. Bahkan era gawai dan media sosial makin menjadikan banyak orang mager alias malas gerak. Hingga lupa untuk membagi waktu untuk kegiatan sosial. Siang-malam hanya gandrung menghabiskan waktu untuk sesuatu yang semu. Lagi-lagi, waktu yang disia-siakan.Â
Maka salah satu cara memanfaatkan waktu adalah berkegiatan sosial di taman bacaan. Aktif berkontribusi dan bersosial untuk tegaknya tradisi membaca anak-anak, di samping untuk mengajarkan karakter baik anak-anak sejak dini. Aktif berkegiatan sosial di taman bacaan, tentu jadi sebuah pengabdian kepada orang lain. Berbuat baik di taman bacaan sebagai realisasi pengabdan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Entah menjadi relawan atau donator buku untuk taman bacaan. Karena taman bacaan memang bersifat sosial.
Lalu, apa manfaat nyata aktif berkegiatan sosial di taman bacaan?Â
Setidaknya ada banyak manfaatnya berkegiatan sosial di taman bacaan. Selain ikut menegakkan giat membaca anak-anak di tengah gempuran era digital, kegiatan sosial secara rutin di taman bacaan pun memberi 6 manfaat nyata yaitu:
1. Mengisi waktu dengan kegiatan sosial yang bersifat amaliyah dalam menebar kebaikan dan kemanfaatan untuk orang lain. Seperti mendampingi anak-anak yang membaca, memberi nasihat baik atau memotivasi anak-anak untuk menggapai masa depan yang seimbang antara cita-cita dunia dan akhirat.
2. Memiliki pertemanan dan silaturahim yang bermanfaat untuk orang lain secara langsung. Pertemanan di taman bacaan tentu bukan kamuflase karena bersifat nyata terjadi dalam aktivitas gerakan literasi. Pertemanan yang akrab dalam bingkai menambah ilmu dan pengetahuan di dekat buku-buku, sekaligus bertukar pikiran dan saling belajar.
3. Lebih peka tentang isu-isu sosial dan kemanusiaan. Melatih sikap empati kepada kaum yang kekurangan. Tentang anak-anak yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan. Jadi lebih peka untuk memikirkan cara membantu anak-anak di taman bacaan. Bukan berkeluh kesah atas masalah sendiri atau orang lain.
4. Lebih bisa menghargai arti hidup diri sendiri dan orang lain. Ada banyak realitas sosial di taman bacaan sebagai hikmah. Untuk terjun langsung membantu dan berkontribusi nyata. Bahkan mencipta perubahan untuk diri sendiri dan orang lain.
5. Mengikis sifat egois yang ada pada diri sendiri. Sifat egois pada siapa pun selalu ada dan sulit dihindari. Maka kegiatan sosial di taman bacaan dapat mengurangi egosime diri. Dlatih dari membaca buku yang butuh toleransi, butuh kesabaran. Hingga terkikis sifat egois pada diri.
6. Hidup jadi lebih rileks dan menyenangkan karena melakukan kebaikan untuk sesama. Hidup bukan hanya dunia dan materi. Hidup juga bukan spiritual. Tapi sosial pun jadi bagian dari hidup. Apa manfaat yang diberikan untuk orang lain? Jawabnya ada di taman bacaan.
Percaya atau tidak, saat kamu berkegiatan sosial di taman bacaan. Pasti ada perasaan tenang dan lega. Akibat terjun langsung menebar kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama, khususnya anak-anak yang membaca. Karena sejatinya, siapa pun akan senang saat hidupnya berguna bagi orang lain. Tidak peduli seberapa besar bantuan yang diberikan, tapi membuat mereka tersenyum dan punya harapan di masa depan adalah sebuah kebahagiaan tiada tara.Â
 Lalu di mana tama bacaan untuk kegiatan sosial? Salah satunya ada di TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Karena di taman bacaan ini ada banyak kegiatan sosial yang dijalankan.Â
Diantaranya adalah 1) TABA (Taman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif usia sekolah  yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya) dengan jam baca 3 kali seminggu,Â
2) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf,Â
3) KEPRA (Kelas PRAsekolah) yang diikuti 25 anak usia PAUD,Â
4) YABI (YAtim BInaan) dengan 16 anak yatim,Â
) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo,Â
6) TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel,Â
7) KOPERASI LENTERA dengan 28 ibu-ibu sebagai koperasi simpan pinjam untuk mengatasi soal rentenir dan utang berbunga tingg,Â
8) DonBuk (Donasi Buku) untuk menerima dan menyalurkan buku bacaan,
9) RABU (RAjin menaBUng) semua anak punya celengan,Â
10) LITDIG (LITerasi DIGital) seminggu sekali setiap anak, danÂ
11) LITFIN (LITerasi FINansial) setiap bulan sekali. TBM Lentera Pustaka merupakan taman bacaan satu-satunya yang resmi di Kec. Tamansari Kab. Bogor dan terpilih 1 dari 30 TBM di Indonesia yang menggelar program "kampung Literasi" tahun 2021 dari Direktorat PMPK Kemdikbud RI dan Forum TBM.
Maka mulailah untuk berkegiatan sosial di taman bacaan. Atau di mana saja untuk menebar kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama. Karena sejatinya, menuntut ilmu dan mengabdi kepada umat bukanlah dua perkara yang sepantasnya dipisah-pisahkan. Justru harus dijalankan secara nyata. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampungLiterasiSukaluyu #SosialDiTamanBacaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H