Apa artinya kasus perundungan di KPI?
Selamat datang di zaman edan. Ketika orang-orang banyak "merasa menang dan boleh berbuat apa saja kepada orang lain". Atas nama pertemanan asal berkelompok, mereka merasa boleh melakukan apa saja. Atas nama bercanda lalu menganggap sah melecehkan orang lain. Mulai dari gibah, intimidasi, bully, dan caci-maki ada di kelompok-kelompok.
Salah tebak, salah sangka. Itulah realitas hari ini, fakta yang terjadi di era digital. Dikira bersih ternyata kotor. Dikira baik ternyata bejat, dikira mulia ternyata hina. Begitu viral dan ter-ekspos, lalu mereka secara berkelompok lagi bilang "itu hanya ulah oknum". Â Di mana akhlak baik mereka? Jangankan berperilaku baik, berniat baik pun belum tentu bisa.
Hati-hati di mana pun. Jangan sampai salah tebak.Â
Dikira kawan ternyata lawan. Itulah yang terjadi hari ini. Karena banyak orang memaksa "pikiran salah" menjadi "perilaku benar". Atas nama logika dan narasi, membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.
Kasus ini adalah fakta. Maka akhlak bejat itu bukti bukan ilusi. Manusia yang tidak literat ada di dekat kita. Salam literasi. #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H