Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perundungan di KPI, Akhlak Bobrok Itu Bukti Bukan Ilusi

4 September 2021   10:30 Diperbarui: 4 September 2021   10:32 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa artinya kasus perundungan di KPI?

Selamat datang di zaman edan. Ketika orang-orang banyak "merasa menang dan boleh berbuat apa saja kepada orang lain". Atas nama pertemanan asal berkelompok, mereka merasa boleh melakukan apa saja. Atas nama bercanda lalu menganggap sah melecehkan orang lain. Mulai dari gibah, intimidasi, bully, dan caci-maki ada di kelompok-kelompok.

Salah tebak, salah sangka. Itulah realitas hari ini, fakta yang terjadi di era digital. Dikira bersih ternyata kotor. Dikira baik ternyata bejat, dikira mulia ternyata hina. Begitu viral dan ter-ekspos, lalu mereka secara berkelompok lagi bilang "itu hanya ulah oknum".  Di mana akhlak baik mereka? Jangankan berperilaku baik, berniat baik pun belum tentu bisa.

Hati-hati di mana pun. Jangan sampai salah tebak. 

Dikira kawan ternyata lawan. Itulah yang terjadi hari ini. Karena banyak orang memaksa "pikiran salah" menjadi "perilaku benar". Atas nama logika dan narasi, membenarkan yang salah atau menyalahkan yang benar.

Kasus ini adalah fakta. Maka akhlak bejat itu bukti bukan ilusi. Manusia yang tidak literat ada di dekat kita. Salam literasi. #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka #PegiatLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun