Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merdeka Itu Perbuatan Bukan Ocehan, Refleksi 76 Tahun RI

17 Agustus 2021   07:53 Diperbarui: 17 Agustus 2021   11:25 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Pribadi

 

MERDEKA itu JIWA bukan RAGA.

Untuk apa merdekabila cara berpikir makin jauh dari realitas. Merdeka tapi tidak rasional. Merdeka itu untuk berbuat lebih baik. Merdeka untuk meraih prestasi, merdeka untuk menebar kemanfaatan kepada sesama anak bangsa. Untuk menjadikan bangsa Indonesia bisa lebih baik, lebih maslahat. Bukan malah sebaliknya.

 "Manusia yang MERDEKA itu manusia yang terbebas dari rasa iri, dengki, srei, dahwen, panasten dan patiopen. Sehingga menjadi manusia yang selalu setiti, nastiti, surti dan hati-hati". Begitulah nasehat Ir. Soekarno, Presiden ke-1 dan pendiri bangsa Indonesia. Siapa pun yang merasa merdeka, harusnya mampu jadi "manusia BIJAKSANA sekaligus BAJIKSANA ". Manusia yang bijak dan bajik.

Hari ini Indonesia berusia 76 tahun. Dan merdeka itu bukan hanya pekikan, apalagi bertindak semau-maunya. Merdeka pun bukan slogan. Padahal apatis lalu anarkis secara moral. MERDEKA itu kesadaran. Sadar untuk lebih bersyukur, lebih bertanggung jawab, dan lebih peduli atas keadaan bangsanya sendiri.

.

Bebas tanpa batas itu bukan MERDEKA. Apalagi bertindak semau gue. Merdeka bukan hanya membangun raga dan fisik. Tapi merdeka harus diimbangi untuk membangun jiwa atau batin warganya. Agar lebih bijak dan bajik. Karena me-MERDEKA-kan JIWA itu jauh lebih baik daripada me-MERDEKA-kan RAGA.

Merdeka itu jiwa yang tunduk kepada hati nurani. Bukan jiwa yang mudah ditaklukkan raga. Merdeka yang lebih literat. Dirgahayu Republik Indonesia. #76TahunRepublikIndonesia #DirgahayuIndonesi #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun