Sangat dimaklumi. Bila orang tua khawatir pada anaknya. Tapi apa orang tua tahu? Anak pun khawatir pada orang tuanya. Bila orang tuanya lebih peduli pada gawai-nya daripada anaknya. Bila orang tua justru tidak mampu mengenal potensi dan karakter anaknya sendiri. Bila orang tua hanya memaksa kehendaknya tanpa mau memahami perasaan anak. Orang tua pasti tahu bahwa mendidik anak tidak mudah. Persis seperti tidak mudahnya menjadi anak saat "dipaksa" mengikuti skenario orang tua.
Maka di Hari Anak Nasional. Inilah momen untuk orang tua introspeksi diri. Sambil berjuang untuk komit memberikan perlindungan fisik sekaligus kenyamanan psikis.Â
Untuk membiarkanlah anak jadi dirinya sendiri. Lebih bebas dalam ber-ekspresi sesuai potensi dan karakternya. Bukan anak yang dipakas jadi seperti yang dimau orang tua. Karena anak bukan fotocopy orang tua.Â
Hari ini, hampiri anak-anak. Dan bertanyalah, "Nak, kamu ingin apa?"
Atau izinkan anak-anak berkata kepada orang tuanya, kepada ayah ibunya. Bahwa anak-anak hanya butuh contoh yang baik, bukan omongan atau kritik yang berlebihan. Bukan pula scenario yang dipaksakan orang tua kepada anaknya. Karena anak, hanya butuh nasehat yang cocok untuknya, bukan cocok untuk orang tuanya.
Â
Karena esok, bisa jadi anak-anak tidak ingin jadi orang kaya. Tapi hanya bertekad jadi orang yang bahagia. Agar mereka lebih mampu menghargai "nilai" daripada "harga". Agar ususan dunianya seimbang dengan urusan akhiratnya. Dan bukan seperti orang tuanya.Â
Â
Biarlah anak-anak jadi dirinya sendiri. Bukan menjadi seperti yang dimau orang tua. Agar anak tidak usah terlalu dewasa di masa yang belum saatnya. Salam literasi. #HariAnakNasional #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H