Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir di Luar Kotak Tapi Bertahan di Zona Nyaman, Kok Bisa?

28 Juni 2021   22:08 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:13 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Entah kebijakan, regulasi, peraturan atau apa pun. Bila mau berubah ke arah lebih baik ya harusnya siapa pun berani "berpikir di luar kotak". Bukan fokus dan berjuang pada 1) bila menguntungkan oke dan 2) bila merugikan tidak. Itu bukan berpikir di luar kotak tapi egois.

Seperti di taman bacaan pun begitu. Apa iya masalahnya hanya buku. Atau soal anak-anak yang membaca. Atau soal sifatnya yang sosial. Belum tentu kok. Tiap taman bacaan pasti punya masalah dan tata keloal yang berbeda. Maka di situlah dibutuhkan kreativita untuk mencari solusinya. Bukan mengungkap masalahnya. Taman bacaan pun patt "berpikir di luar kotak". Keluar dari masalah klasikal selama ini.


Dan agak penting. Bahwa "berpikir di luar kotak" itu basisnya harus ada keterbukaan, tidak keras kepala, dan tidak bertahan pada pendapat sendiri. Opininya selalu ingin dianggap benar. Lalu sesuatu yang baru dianggap salah.

Kedengarannya sederhana. Pengen terjadi perubahan. Tapi pikiran dan sikapnya justru bertahan dan berlama-lama pada cara lama. Itu pun belum tentu sepenuhnya benar. Menuntut orang lain berpikir "di luar kotak" tapi diri sendiri tetap bersemayam "di dalam kotak". Jadi mau gimana dong? Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #GerakanLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun