Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenali 5 Bentuk Penentangan terhadap Taman Bacaan

22 Juni 2021   20:13 Diperbarui: 22 Juni 2021   20:37 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sederhana, bahwa taman bacaan di mana pun tidak sedang baik-baik saja. Selalu saja ada kaum penentang. Maka jadikanlah penentangan mereka sebagai "energi untuk terus berjuang lebih keras lagi. Karena harus diingat, taman bacaan bukan sekadar tempat membaca. Tapi juga membangun peradaban manusia yang lebih baik ke depan.

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Seperti TBM Lentera Pustaka, sejak diirikan 4 tahun lalu, hanya punya 1 program taman bacaan dengan 14 anak saja. Tapi kini, taman bacaannya sudah jadi tempat membaca 168 anak pembaca aktif dari 3 desa. Bahkan lebih dari itu, saat ini TBM Lentera Pustaka pun menjalankan program seperti 1) GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) dengan 9 ibu-ibu, 2) KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 17 anak, 3) YABI (YAtim BInaan) dnegan 16 anak yatim binaan, 4) JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 7 jompo atau lansia, 5) DONBUK (DONasi BUKu)untuk menerima dan menyalurkan donasi buku, 6) RABU (RAjin MenaBUng) dalam bentuk celengan, 7) KOPERASI LENTERA dnegan 16 anggota sebagai upaya untuk mengatasi rentenir dan menjauhkan warga dari beban utang berbunga tinggi, dan 7) LITDIG (LITerasi DIGital), kegiatan belajar komputer dan internet sehat.

Jadi, taman bacaan tidak perlu takut dengan kaum penentang. Karena mereka hanya berani "ngomong di belakang". Tanpa tahu banyak apa itu taman bacaan. Tanpa tahu bagaimana cara membesarkan taman bacaan? Bagaimana bisa ada relawan dari jauh-jauh hanya datang untuk mengabdi sosial? Bahkan tidak tahu, apa manfaat anak-anak yang membaca buku?

Sungguh, kebaikan dan kebenaran akan selalu menang melawan kebatilan, melawan penentangan sekalipun. Sekeras apa pun upaya para penentang, tidak akan pernah menyurutkan dakwah ilmu pengetahuan di taman bacaan. Biarkanlah kaum penentang bekerja lebih keras lagi, tentu dengan tipu dayanya. Dan itu semua  sia-sia belaka, tetap tidak akan mampu meredupkan cahaya taman bacaan. Karena bila Allah SWT sudah berkehendak, tidak seorang pun yang mampumeredyupkan cahaya itu bersinar terang.

Maka siapa pun yang berjuang di taman bacaan. Harus paham sekalipun taman bacaan tempat baik, tetap saja ada penentangnya. Kenalilah mereka, para penentang taman bacaan. Agar kita tahu, apa yang harus dilakukan. Dan kaum penentang pun harus tahu, taman bacaan tidak akan "redup semangatnya" sedikitpun. Biar waktu yang akan membuktikan. Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi #BacaBukanMaen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun