Tiga Cara Pandang Salah Pekerja Tentang Masa Pensiun
Hanya 1 dari 10 pekerja di Indonesia yang siap memasuki masa pensiun. Itu berarti, 90% pekerja sama sekali tidak siap pensiun. Padahal, bekerja tidak ada yang seumur hidup. Cepat atau lambat pasti akan pensiun. Apalagi di masa pandemi Covid-19 sekarang. Guncangan ekonomi di kantor atau tepat bekerja bak "badai di siang bolong". Selain banyak tempat bekerja yang "tutup" atau mem-PHK pekerja. Atau bisa juag "dipensiunkan".
Bekerja puluhan tahun kok tidak siap pensiun. Begitulah realitas pekerja di Indonesia.
Takut pensiun, khawatir akan hari tua. Akibat hanya sedikit pekerja yang mau merencanakan masa pensiun. Saat pensiun tiba, tidak punya dana yangf cukup untuk membiayai hidupnya. Maka wajar, Â 70% dari pensiunan di Indonesia pun mengalami masalah keuangan. Akhirnya, berharap dibantu anak-anaknya.
The power of pensiun.
Inilah momentum untuk setiap pekerja berani merancang masa pensiunnya sendiri. Karena tidak ada yang peduli terhadap masa pensiun kita. Masa pensiun itu bukan gimana nanti, tapi nanti gimana. Pensiun bukan soal waktu tapi sola keadaan. Maka mulailah persiapkan masa pensiun yang sejahtera sejak dini.Â
Maka kini, pekerja di mana pun patut mengubah mind set tentang masa pensiun. Bersiap untuk masa pensiun yang sejahtera, merancang gaya hidup seperti apa di masa pensiun. Agar mampu menikmati hari tua, tetap mampu membiayai kebutuhan dan gaya hidup di hari tua. Jangan remehkan masa pensiun. Tapi antisipasi masa pensiun. Karena cepat atau lambat, masa pensiun pasti tiba.
Lalu, bagaimana caranya mempersiapkan masa pensiun? Setidaknya, ada 3 hal yang harus diubah "cara pandang" pekerja tentang masa pensiun, yaitu:
1. Masa pensiun itu bukan soal waktu tapi soal keadaan. Mau seperti apa keadaan di masa pensiun? Jadi lebih baik atau tidak dibandingkan masa bekerja. Pensiun yang susah atau yang mudah.
2. Masa pensiun itu tetap butuh biaya seperti saat masih bekerja. Maka gaya hidup harus tetap dipertahankan, baik saat bekerja maupun saat pensiun. Seberapa sejahtera kita di masa pensiun sangat bergantung pada berapa besar dana yang disisihkan untuk masa pensiun. Hindari sikap konsumtrif dan gaya hidup yang berlebihan.
3. Masa pensiun itu bukan ditakuti tapi dipersiapkan. Ketakutan tidak akan menyelesaikan masalah. Maka antisipasi dari sekarang untuk mempersiapkan masa pensiun yang sejahtera. Cepat atau lambat masa pensiun pasti tiba.
Maka sebagai pekerja, ubahlah cara pandang tentang masa pensiun. Bangun kesadaran akan pentingnya masa pensiun. Mumpung belum terlambat. Mulailah persiapkan masa pensiun dengan sebaik-baiknya. Agar masa pensiun kita tidak stres, tidak susah, tidak menyesal. Bila saat bekerja stres, kenapa masa pensiun harus stres lagi?
The power of pensiun, pasti bisa diwujudkan. Salah satu caranya, dengan mengikuti program pensiun DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang ada di pasaran. Karena program pensiun DPLK memang dirancang khusus untuk pekerja agar dapat mempersiapkan masa pensiun lebih sejahtera. Pihak pemberi kerja atau perusahaan pun bisa menjadikan DPLK sebagai cara untuk memelihara pekerja yang berkualitas. Di samping sebagai tanggung jawab moral terhadap pekerja sebagai aset penting perusahaan.
Jangan lagi remehkan masa pensiun. Karena kita dan semua orang, pasti ingin "menikmati" masa pensiun, bukan "meratapi" masa pensiun. Masa Pensiun adalah milik kita, maka kita yang harus merancangnya. #YukSiapkanPensiun #EdukasiDPLK #DanaPensiun #EdukatorDanaPensiun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H