Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Story of Taman Bacaan, Lebih Baik Formal atau Nonformal?

17 Juni 2021   21:14 Diperbarui: 17 Juni 2021   21:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak berdiri 4 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka diniatkan hanya sebagai gerakan sosial. Bersifat nonformal semata. Asal selalu berkegiatan literasi, dikelola baik dan dijaga tetap eksis agar terasa manfaatnya. Memang begitu spirit pada umumnya di taman bacaan. Karena sosial, maka sifatnya nonformal.

Tapi tahun ini ketika TBM Lentera Pustaka terpilih oleh Direktorat PMPK Kemdikbud RI untuk program "Kampung Literasi". Semuanya harus resmi, harus formal. Ada akta Yayasan, ada AHU, punya NPWP, dan punya No. Rekening Bank atas nama lembaga. Akhirnya kini, berdiri "Yayasan Lentera Pustaka Indonesia" bergerak di bidang sosial, kemanusiaaan, dan keagamaan. Sebuah formalitas yang tidak terpikirkan sebelumnya. 

Ternyata ada benarnya, gerakan literasi memang gak bisa terus-terusan nonformal. Pada akhirnya, harus menuju ke formal. Agar lebih legitimate, lebih tertib administrasi. Ini pelajaran penting buat saya. Mungkin untuk pegiat literasi lainnya yang "senangnya" hanya nonformal saja.

Terus bila sudah formal, mau gimana?

TBM Lentera Pustaka tidak muluk-muluk. Hanya ingin terus berkiprah dalam membangun "giat baca" anak-anak di taman bacaan. Tentu, yang sudah baik dipertahankan dan yang belum baik harus lebih ditingkatkan. Dan ke depan, melalui Yayasan Lentera Pustaka Indonesia, insya Allah:

1. Akan didirikan PAUD Lentera Pustaka, yang kini dalam proses pengajuan ke Disdik Kab. Bogor

2. Siap Kerjasama dengan SKB Kab. Bogor untuk menyiapkan "masa depan" warga belajar di Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA)

3. Dan mengembangkan unit usaha mikro sebagai bagian pemberdayaan masyarakat. Pengen punya usaha fried chicken franchise, jasa pengiriman, dan refleksi. Udah itu dulu, nanti kebanyakan jadi "konglomerat kampung" lagi.

Jadi, lembaga nonformal itu baik. Tapi formal lebih baik lagi. Berkegiatan literasi tanpa formalitas, akhirnya ibarat "sayur tanpa garam". Agar lebih energik dalam menebar kebaikan secara sosial dan kemanusiaan.

Taman bacaan nonformal, ibarat sayur tanpa garam. Maka bergegaslah agar lebih formal. Agar taman bacaan dan gerakan literasi esok bisa hidup dengan kreasi baik, kenangan baik. Bukan cuma mimpi doang. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi #YayasanLenteraPustaka #TBMLenteraPustaka #TamanBacan #BacaBukanMaen

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun