Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 49 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Numerasi, Kenapa Penting?

1 April 2021   06:00 Diperbarui: 1 April 2021   06:10 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Sebagian orang tidak suka ilmu matematika. Selain bikin pusing, katanya hidup itu tidak bisa dijalani hanya dengan rumus matematika. Tidak semua hal dapay dihadapi dengan hitung-hitungan. Ada yang kerja gajinya kecil tapi cukup. Tapi ada yang gajinya besar tapi tidak cukup. Itulah realitasnya.

Namun begitu, bukan berarti matematika tidak penting. Karena siapa pun, sejak kecil sudah diajarkan ilmu matematika, ilmu berhitung di sekolah. Dari tingkat SD, SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi. Makanya ada yang disebut literasi numerasi sebagai salah satu literasi dasar yang harus dikuasai.

Numerasi atau matamatika. Agar siapa pun punya pengetahuan dan kecakapan menggunakan angka-angka. Untuk memecahkan masalah praktis dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting, numerasi mengajak semua orang untuk selalu mampu menyeleksi informasi dan memakai data. Untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Agar hidup jadi lebih bermanfaat, lebih bermakna.

Cobalah cek dan cermati. Dalam ilmu matematika, ada yang harus dipahami. Seperti 1) mengapa PLUS dikali PLUS hasilnya PLUS?, 2) mengapa MINUS dikali PLUS atau sebaliknya, PLUS dikali MINUS hasilnya MINUS?, dan 3) mengapa MINUS dikali MINUS hasilnya PLUS?

Bila PLUS itu BENAR dan MINUS itu SALAH. Maka maknanya adalah:

1.   Berkata BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR.

2.   Berkata BENAR terhadap sesuatu yang SALAH, atau sebaliknya berkata SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH.

3.   Berkata SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR

Numerasi atau matematika memang hanya ilmu. Tapi sejatinya punya sarat makna. Kaarena kebenarannya selalu pasti sehingga bisa jadi pelajaran hidup bagi siapa pun.

Sebagai contoh dalam "pembagian" matematika. Rumusnya sederhana, 1:1=1, 1:2=, 1:10=1/10, 1:100=1/100. Tapi, 1:0= ~ ( tidak terhingga). Kenapa bisa begitu? Jawabnya ternyata sederhana.

1. Saat kita melakukan perbuatan baik, seperti sedekah, donasi. Bila mengharapkan imbalan atas perbuatan itu, maka semakin banyak berharap, hasilnya akan semakin kecil (1/100 dan seterusnya).

2. Tapi saat kita melakukan kebaikan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa pun (1: 0), maka hasilnya akan "tidak terhingga". Maka tiap kebaikan sekecil apa pun bila dilakukan ikhlas, maka Allah SWT akan memberi balasan yang tidak terhingga,

Persis seperti kebaikan yang ditebarkan di taman bacaan. Bila dilakukan dengan ikhlas, menyediakan tempat membaca anak-anak demi tegaknya tradisi baca. Insya Allah hasilnya pasti "tidak terhingga". Maka jangan menyerah dalam berkiprah pada gerakan literasi. Kerjakan saja tiap langkah kebaikan di taman bacaan, seberapa sulit tantangan yang menghadang.  

Jadi, literasi numerasi atau matematika hanya ingin memberi pesan. Bahwa perbaikilah niat, maka saat itu pula Allah akan perbaiki keadaan. Siapa pun yang berjuang untuk kebaikan orang lain, maka kebaikan pun akan datang kepada kita dari arah yang tidak diduga, Bila kita tidak menyusahkan orang lain, maka kita pun tidak adak disusahkan. Maka pilihlah cara-cara yang baik dalam hidup. Apa pun dan untuk apa pun, lebih baik "memberi" daripada "mengambil". Karena saat kita memberi, maka saat itu pula Alllah SWT akan memberi kita tanpa perlu memintanya. 

Teruslah perkuat litrerasi numerasi. Agar hidup jadi lebih bermakna. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun