Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Ngopi

8 Maret 2021   23:37 Diperbarui: 8 Maret 2021   23:39 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat, sudah ngopi belum?

Jangan lupa ngopi dulu. Karena dosa dari meninggalkan kopi di pagi hari itu setara dengan berkeluh-kesah dan menabur kebencian. Ngopi-lah dulu agar lebih rileks dan realistis. Karena ngopi itu nikmatnya bukan maen.

Ngopi, tentu bukan karena aromanya. Juga bukan karena harganya. Tapi karena suasananya, Selalu plong dan bergairah. Karena kopi itu tidak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. Di hadapan kopi kita semua sama. Siapa pun saat ngopi. Dilayani jutek tidak masalah, dilayani sopan pun tidak masalah.

Nikmatilah seteguk kopi. Karena di situ ada kehangatan. Seperti matahari yang tiap pagi terbit. Tanpa peduli, ada yang suka atau tidak suka. Seperti matahari, kopi itu punya kelebihan tanpa perlu dibicarakan. Kopi juga punya kekurangan, tanpa perlu diperdebatkan. Bila ada kelebihan pasti ada kekurangan. Maka ngopi itu ada ajaran. Bahwa "apa yang terjadi itu tidak lebih penting dari sikap atas kejadian itu sendiri". Karena siapa pun, hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. 

Seperti di taman bacaan. Selalu saja ada tantangannya. Tapi selagi yang diperbuat baik untuk anak-anak. Maka kerjakanlah sepenuh hati. Tanpa perlu berharap untuk dipuji. Jalani saja kegiatan membaca dan gerakan literasi. Di mana pun, kerjakan yang baik dengan sepenuh hati dan optimis.

Ngopi itu asyik. Saat ngopi, siapapun tidak bisa mengontrol pikiran dan perilaku orang lain. Karena ngopi itu yang penting "substansi" bukan "reaksi". Saat ngopi, tidak boleh ada orang lain yang ikut menentukan cara kita dalam bertindak. Agar tetap sejuk di tempat yang panas. Agar tetap tenang di tempat gaduh sekalipun.

Pada kopi. Ada takaran yang seimbang; antara manis dan pahit. Seperti pepatah "hiduplah sesuai dengan kemampuan; jangan hidup atas kemauan apalagi kebencian". Pada secangkir kopi. Selalu ada pesan yang menghampiri. Bahwa siapapun, tidak ada yang sempurna. Ada lebih ada kurang, ada benar ada salah. 

 

Kopi atau ngopi. Selalu ada ajaran sederhana. Untuk selalu bersyukur dalam kondisi apa pun. Bahwa setiap nasehat baik tidak akan pernah datang terlambat hingga kapanpun. Dan saat ngopi, selalu ada renungan. Tidak usah menunggu untuk jadi orang baik. Karena pilihan itu hanya dua; khairul bariyyah (sebaik-baik makhluk) atau syarrul bariyyah (seburuk-buruk makhluk) pada akhirnya.

Selamat menikmati kopi. Karena ngopi itu, terkadang mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Salam literasi #KampanyeLiterasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun