Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ogah Nrimo, Orang-orang yang Gagal Bersahabat dengan Realitas

6 Februari 2021   08:35 Diperbarui: 6 Februari 2021   08:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak pertamanya, meninggal dunia akibat sakit 2 tahun lalu. Selang setahun kemudian. Anak keduanya pun dipanggil Illahi karena tertabrak di jalan saat sedang bermain. Sedih banget.

Hebatnya, tetangga saya tetap tegar dan mampu menutupi rasa dukanya. Seolah tidak terjadi apa-apa. Nrimo sekali. Lapang dada dan menerima kenyataan. Tanpa perlu menyalahkan yang menabrak, apalagi menyalahkan Tuhan.

Saat saya ucapkan ikut berduka cita, lalu ia menjawab, "Terima kasih Pak. Anak saya cuma titipan Allah. Kalau diambil sama yang nitip, ya tidak apa-apa. Saya nrimo".

Menerima atau nrimo itu bukan pasrah. 

Tapi ada usaha dan ikhtiar keras lalu tetap berdoa. Selebihnya biarkan Allah yang menentukan hasilnya. Karena semua yang terjadi pasti atas kehendak-Nya. Nrimo atau menerima. Agar mampu bersahabat dengan realitas. Dan selalu berpihak paa perbuatan baik. Lalu, ubah niat baik jadi aksi nyata. Karena baik itu harus dieksekusi, bukan jadi bahan diskusi. Jadilah diri sendiri, tidak perlu jadi orang lain. Karena anugerah itu ada di diri sendiri, bukan di orang lain.

Agar kita tidak lupa. Bahwa dari sekian banyak pikiran dan rencana hebat manusia. Pada akhirnya, pilihan terbaik adalah sikap nrimo, menerima apapun yang ada. Sungguh, tidak ada kata yang lebih indah selain "menerima keadaan". Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampanyeLiterasi

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun