Karena sikap pula, siapapun akan tetap apa adanya. Bukam ada apanya. Sikap itulah yang menentukan seseorang tetap jadi dirinya sendiri. Bukan malah ingin menjadi seperti orang lain. Atau membandingkan dirinya dengan keadaan orang lain.
 Sekali lagi, sikap itu lebih penting daripada fakta.
Karena sikap, apapun yang ada bisa jadi lebih baik atau bisa lebih hancur. Sikap itulah yang akan "membaikkan" atau malah "menghancurkan". Karena SIKAP adalah sebuah perbuatan kecil yang mampu menghasilkan perbedaan yang besar. Karena pada akhirnya, sikap pula yang membedakan antara petarung dengan pecundang. Bersikap optimis sekalipun dalam keadaan sulit. Bersikap lurus di kala banyak orang lain bengkok.
Adalah fakta hari ini. Semua orang pasti ingin meraih SURGA. Tapi, apakah mereka sudah bersikap seperti orang-orang Surga? Faktanya ingin surga. Tapi sikap dan perilakunya bertentangan denan surga. Bagaimana bisa begitu?
Maka sikap lebih penting daripada fakta.
Karena sejatinya, SURGA itu bukan hanya TEMPAT. Tapi hasil dari serangkaian SIKAP. Maka benahi sikap kita. Karena sikap selalu bersemayam pada hati nurani dan pikiran yang seimbang. Sikap yang obhektif, bukan yang subjektif ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H