Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selalu Ada Akal Sehat di Pagi Hari, Percaya atau Tidak?

10 Januari 2021   09:23 Diperbarui: 10 Januari 2021   09:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam baca di TBM Lentera Pustaka tiap hari Minggu pagi harusnya pukul 10.00 WIB. Tapi faktanya, anak-anak ini sudah datang membaca sejak pukul 8.00 pagi. Datang lebih awal dan membaca buku. Mereka terus berproses untuk membiasakan membaca buku di taman bacaan. Hanya seminggu 3 kali (tiap Rabu-Jumat-Minggu). 

Mungkin, daripada berdiam diri di rumah, main atau nongkrong lebih baik ke taman bacaan. Anak-anak kampung yang kini terbiasa membaca. Maka tidak perlu khawatir, selalu ada akal sehat di pagi hari. Bagi siapapun, di mana pun seperti di taman bacaan.

Untuk apa membaca?

Siapapun, mungkin anak-anak itu sendiri. Tidak akan pernah tahu seperti apa masa depannya. Tidak satupun orang mampu memprediksi apa yang akan terjadi esok. Cita-cita atau mimpi, itu hanya angan. Tidak akan berguna bila tidak diikuti ikhtiar dan doa. Tidak ada hasil yang baik tanpa proses yang dijalani. Apalagi anak-anak di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor. 

Di tengah himpitan ekonomi keluarga, di tengah ketakutan pandemi Covid-19. Mereka pun terbelenggu di bawah ancaman putus sekolah. Akibat ketiadaan ekonomi, akibat kesadaran sekolah yang masih tergolong rendah. Tapi sekarang, mereka terus berjuang dan ikhtiar. Agar tetap ada secercah harapan di kemudian hari. Walau bermodalkan pengalaman membaca di taman bacaan.

Setiap minggu pagi, juga Rabu dan Jumat. Ada 116 anak TBM Lentera Pustaka yang "berebut buku di boks" lalu bertanya "teh, aku duduk di mana?" (Saking tempat untuk membaca areanya kurang saat ini). Tapi semangat membaca buku tetap "mengalir deras" di tubuh dan pikiran mereka. Sungguh, buku-buku di taman bacaan telah mengubah hidup mereka yang sederhana dan lugu menjadi lebih semangat dan bergairah.

Sungguh, di taman bacaan. Gelapnya malam tidak pernah mampu "melawan" terangnya matahari. Selalu ada harapan ke depan. Selagi akal sehat bertebaran di pagi hari. Tetaplah peduli tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Ubah niat baik jadi aksi nyata .... Salam Literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun