Jadi dengan tegas, literasi pastinya merujuk pada "kompetensi dan kecakapan" seseorang dalam menyeimbangkan pikiran dan perilaku, mampu adapatsi terhadap perubahan, dan terpenting mampu memecahkan masalah dalam realitas kehidupan sehari-hari. Maka sangat jelas, literasi lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis.
Lalu, siapa orang yang disebut literat?Â
Seseorang dapat disebut literat, bila memiliki kompetensi dan kecakapan hidup. Orang yang berdaya dan memberdayakan keadaan atas dasar kesadaran belajar, kemampuan memahami realitas, dan mampu mentransformasikan pikiran ke dalam perilaku sehari-hari. Seseorang yang literat pasti memiliki 3 (tiga) ciri, yaitu: 1) hidupnya adaptif, 2) kontibusinya positif, dan 3) manfaatnya solutif.
Bangsa yang literat dibentuk dari masyarakat yang literat. Masyarakat yang literat, tentu dibangun dari individu-individu yang literat. Di tengah era digital dan revolusi industri 4.0, ada 3 (tiga) fokus pendidikan sebagai diskursus literasi, yaitu: 1) literasi dasar, 2) kompetensi, dan 3) kualitas karakter.
Literasi dasar mencakup 6 (enam) hal, yaitu; 1) literasi baca-tulis, 2) literasi numerasi, 3) literasi sains, 4) literasi digital, 5) literasi finansial, dan 6) literasi budaya dan kewargaan. Berbekal literasi dasar itulah akan terbentuk 4 (empat) kompetensi yang mencakup 1) kemampuan berpikir kritis, 2) kreativitas, 3) komunikasi, dan 4) kolaborasi. Sehingga dampak besar dari budaya literasi adalah meningkatnya kualitas karakter menjadi lebih: 1) religius, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas.
Bila mekanisme literasi tersebut dapat dicapat, maka bukan omong kosong peradaban  suatu bangsa akan memuncak pada budaya literasi, lahirnya masyarakat yang literat. Dalam skala kecil, literasi terjadi bila tidak ada lagi hoaks atau ujaran kebencian.
Namun patut diketahui, puncak dati budaya literasi adalah perilaku atau perbuatan. Bukan sekadar wacana atau topik diskusi. Literasi membutuhkan aksi nyata, butuh kesadaran, bahkan butuh kolaborasi. Semua pihak, di manapun, bertanggung jawab atas tercipta atau tidaknya budaya literasi di masyarakat.Â
Maka untuk literasi harus ada kreasi. Tidak cukup hanya niat baik namun harus ada aksi nyata #BudayaLiterasi #GerakanLiterasi #ApaItuLiterasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI