Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

TBM Lentera Pustaka Kampanyekan Sedekah Buku ke Taman Bacaan

5 Desember 2020   07:18 Diperbarui: 5 Desember 2020   07:23 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Alhamdulillah, 95% dari 4.000 buku di TBM Lentera Pustaka saat ini adalah donasi/sumbangan dari sahabat Lentera Pustaka yang baik hati. Semoga mereka sehat dan berkah selalu, amiin.

Dan secara rutin pula, TBM Lentera Pustaka mendonasikan bukunya ke taman bacaan yang ada di Indonesia. Kali ini 5 TBM terpilih adalah 1) TBM Ceria Bangsaku di Labuan Bajo, 2) Sekolah Alam di Pulau Buru Selatan, 3) Perpustakaan Lapas Kendari, 4) TPA Cibungbulang, dan 5) TBM baru di Parung .

Itulah bagian dari prinsip "One in, One out". Bila mau menerima, maka harus berani memberi. Ada yang masuk, ada yang keluar. Karena berkah itu bukan "keberuntungan" melainkan "keseimbangan". Sukses itu karena seimbang, bukan karena beruntung. Maka penting untuk menjaga hidup yang seimbang, bukan hidup yang beruntung. Itulah literasi.

Kenapa sedekah buku?

Karena rezekinya taman bacaan ya sumbangan buku dari donatur. Rezekinya orang baik ya punya uang yang berkah dan terhindar dari utang atau keburukan lainnya. Maka tegas sudah, bahwa kegiatan taman bacaan yang dikelola dengan penuh komitmen dan konsisten pada akhirnya akan menjadikan "pintu rezeki" yang terbuka lebar. Sebuah konsistensi di taman bacaan pun mampu mengundang rezeki datang dengan leluasa, bahkan tiba-tiba tanpa disangka sekalipun hanya "buku layak baca".

Seperti manusia, taman bacaan pun punya rezeki sendiri. Asal dikelola dengan baik dan konsisten. Insya Allah, donasi buku dan orang-orang baik akan datang dengan sendirinya. Dan yakinlah, rezeki memang tidak akan pernah tertukar. Apapun bentuknya, rezeki itu tidak akan pernah salah sasaran. Taman bacaan pun pasti punya rezeki sendiri. Masalahnya sederhana, mau atau tidak dikelola dengan baik dan penuh konsistensi?

Sudah banyak kisah. Ada orang yang "memaksa diri" untuk mencari rezeki. Bahkan ada yang memakai cara yang tidak benar; mengambil yang bukan miliknya. Pasti rezekinya seret lagi tidak berkah. Dan sebaliknya, asal niat sudah baik, ikhtiar baik dan doa baik. Maka tidak satu pun orang yang dapat menghalangi rezeki. Karena semua dalam kuasa dan kehendak Allah SWT.

Taman bacaan itu perbuatan baik.

Maka tidak usah khawatir akan rezekinya. Yang terpenting adalah ikhtiar terus untuk memperbaiki diri. Jadikan taman bacaan dikelola dengan sepenuh hati, bukan setengah hati. Taman bacaan yang dikelola dengan hati, bukan materi. Siapapun, tetaplah istiqomah dalam kebaikan mengelola taman bacaan. Begitu pula orang baik, pedulilah untuk "sedekah buku" ke taman bacaan. Apapun kondisinya, apapun kendalanya.

Seperti di TBM Lentera Pustaka. Saat ini ada 70-an anak pembaca aktif usia sekolah. Anak-anak yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan. Maka buku bacaan jadi alat untuk menekan angka putus sekolah sekaligus menambah wawasan anak untuk terus melanjutkan sekolah. 

Seminggu 3 kali membaca, kini anak-anak TBM Lentera Pustaka telah terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Beum lagi, ada 11 ibu-ibu buta aksara yang secara rutin belajar baca-tulis dalam Gerakan BERantas BUta aksaRA (Geberbura) dan 11 anak-anak yatim binaan TBM Lentera Pustaka. Tentu, mereka bukan siapa-siapa saya. Bukan anak, bukan orang tua, bukan pula saudara. Tapi ketika kita mau berbuat untuk kebaikan masa depan mereka. Maka kita pasti berhak menikmati kebaikannya pula. Itulah rezeki yang berkah.

Maka tetaplah berbuat baik di taman bacaan. Kebaikan yang bukan hanya untuk diri sendiri. Tapi kebaikan yang ditebarkan untuk orang lain. Apalagi mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Selamat memperbaiki diri dan ikhtiar baik di taman bacaan. Insya Allah, sebentar lagi rezeki itu menghampiri taman bacaan.

Kampanyekan terus "sedekah buku". Karena buku lama Anda adalah buku baru bagi yang belum membacanya. Sekecil apapun sedekah buku, insya Allah bermanfaat bagi anak-anak yang membaca. Karena "satu sedekah buku yang tulus sama dengan seribu langkah menuju kebaikan". Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #DonasiBuku

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun